Penduduk Irlandia dengan perbandingan suara besar telah menolak undang-undang antiaborsi di negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik itu.
Hasil penghitungan suara akhir menunjukkan lebih dari 66 persen pemilih sepakat untuk mencabut larangan aborsi itu dan hanya 33 persen yang mempertahankannya.
Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar mengatakan pada wartawan di Dublin, Sabtu (5/26), bahwa hasil pemilihan umum itu menunjukkan puncak dari apa yang disebutnya “revolusi sunyi”.
“Apa yang kita lihat ini adalah puncak dari revolusi sunyi yang telah terjadi di Irlandia dalam dua dasawarsa terakhir,” kata Perdana Menteri Varadkar.Ini adalah kemenangan bagi perjuangan perempuan Irlandia untuk mendapat hak aborsi, tapi kelompok antiaborsi mengatakan, hasil referendum itu adalah “tragedi yang sangat hebat.” [ii]