Sedikitnya tiga orang tewas ketika pria bersenjata menyerang sebuah hotel yang populer di kalangan para pebisnis China di ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Senin (11/12). Saksi mata melaporkan sejumlah ledakan dan rentetan tembakan terjadi dalam serangan yang diakui ISIS bahwa mereka berada di baliknya.
Asap terlihat mengepul dari Hotel Kabul Longan bertingkat ketika pasukan keamanan Taliban bergegas menuju lokasi dan menutup area di sekitarnya.
Taliban mengklaim telah meningkatkan keamanan sejak kembali berkuasa pada Agustus tahun lalu, namun telah terjadi sejumlah serangan dan ledakan bom, yang banyak diantaranya diklaim oleh kelompok ISIS cabang lokal.
LSM Italia Emergency NGO, yang mengoperasikan sebuah rumah sakit yang berada sekitar satu kilometer dari lokasi ledakan, mengatakan pihaknya telah menerima 21 korban, termasuk tiga di antaranya yang tewas saat tiba di rumah sakit.
LSM itu tidak menyebut apakah korban tewas merupakan warga sipil atau pelaku yang terlibat dalam serangan.
Juru bicara kepolisian Kabul mengatakan, tiga pelaku tewas dan satu tersangka lainnya ditangkap. Polisi menyalahkan serangan itu terhadap “elemen-elemen jahat.”
“Semua tamu hotel telah diselamatkan dan tidak ada warga negara asing yang terbunuh. Hanya terdapat dua tamu asing yang terluka ketika mereka menjatuhkan diri dari lantai atas,” kata juru bicara kepala Taliban, Zabiullah Muhahid, di akun Twitternya.
ISIS mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilisi pada Senin bahwa personelnya telah “menyerang sebuah hotel besar yang sering dikunjungi diplomat dan pengusaha China di Kabul, di mana mereka meledakkan dua alat peledak yang disembunyikan di dalam dua tas.”
Salah satu dari kedua penyerang, yang disebut ISIS bernama Abu Umar dan Abdul Jabbar, melemparkan granat tangan ke petugas Taliban, menurut pernyataan itu, sementara penyerang lainnya meledakkan alat peledak dan menembaki tamu hotel, mengklaim terdapat 30 orang yang terluka atau tewas.
Dalam video yang beredar di media sosial tampak orang-orang memanjat keluar jendela di lantai bawah gedung, di mana penanda hotel, yang tertulis dalam bahasa Inggris dan China, tampak terlihat jelas.
Video lainnya menunjukkan kobaran besar api melalap bagian gedung lainnya, dengan asap yang membubung.
Sebuah helikopter juga terbang melewati daerah tersebut.
Hotel itu populer di kalangan pengusaha China, yang berbondong-bondong ke Afghanistan sejak kembalinya Taliban dan mencoba memperoleh kesepakatan bisnis yang berisiko tinggi tapi berpotensi menguntungkan.
China, yang berbatasan langsung dengan Afghanistan sepanjang 76 kilometer, belum secara resmi mengakui pemerintahan Taliban, namun merupakan satu dari sedikit negara yang menjaga kehadiran diplomatiknya di negara tersebut. [rd/rs]