ISIS Ancam Turki, Sebut Erdogan 'Pengkhianat'

Bendera ISIS terlihat di atas kantor bea cukai di perbatasan di Jarablus, Suriah, terlihat dari Karkamis, di provinsi Gaziantep, Turki (1/8).

Sebuah video baru dari ISIS menarget Turki, menyerukan pendukungnya untuk angkat senjata guna "menaklukkan Istanbul."

Video yang tidak bertanggal ini, diberi judul "Pesan untuk Turki," mengkritik presiden Turki sebagai "pengkhianat" karena telah membuka dua pangkalan udaranya bagi koalisi yang dipimpin AS untuk menjalankan serangan udaranya terhadap kelompok tersebut.

Video tersebut menyerukan kepada orang-orang untuk memberontak melawan apa yang disebut sebagai "atheis, tentara perang salib dan kaum kafir." "Lawanlah teman-teman setan," ujar narator dalam bahasa Turki, wajahnya terlihat jelas dalam video yang diluncurkan oleh kantor media Raqqa, ibukota de facto ISIS di Suriah bagian utara.

Duduk dengan latar belakang bukit-bukit yang gersang, video menampilkan seorang pria dengan janggut beruban memegang senapan, duduk bersial di antara dua pria bersenjata yang tidak berbicara dalam video sepanjang 2,5 menit ini. Tidak terlihat grafik yang mencolok atau musik pengiring dramatis yang sering terlihat dalam video produksi ISIS.

Video ini muncul di saat Turki menghadapi krisis politik domestik setelah pemilihan legislatif yang berlangsung Juni. Para anggota parlemen gagal membentuk pemerintahan koalisi dan Presiden Recep Tayyip Erdogan dapat segera mengumumkan pemilu baru.

Erdogan menghadapi kritik dari dalam dan luar negeri atas responnya yang tertunda dalam mendukungan serangan anti ISIS. Turki mulai melancarkan pemboman terhadap kelompok ekstremis tersebut di Suriah akhir bulan lalu.

"Ia menjadikan Anda budak tentara salib Amerika Serikat dan mengorbankan nilai-nilai Anda," ujar pria dalam video. "Erdogan terus menjadi antek hanya untuk mempertahankan jabatannya."

Pria yang tidak diidentifikasi ini juga menuduh pemerintah Turki berpihak dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Tentara Pembebasan Suriah. Milisi Kurdi dan kelompok pemberontak Suriah termasuk dalam kelompok yang melawan upaya ISIS untuk mencaplok lebih banyak wilayah.

Namun di Turki, kelompok-kelompok oposisi menuduh pemerintah bersikap permisif dengan membolehkan tentara dan peralatan untuk mencapai posisi-posisi ISIS di Suriah melalui perbatasan Turki sebagai bagian dari upaya melemahkan kekuasaan Presiden Bashar al-Assad di Suriah. Pemerintahan Presiden Erdogan telah berkali-kali membantah tuduhan tersebut.