Hampir dua bulan setelah pasukan Irak membebaskan kota Ramadi dari kelompok teroris ISIS, banyak bagian kota itu yang porak poranda. Tetapi bangunan yang masih tegak menjadi ancaman mematikan karena diperkirakan terdapat puluhan ribu bom buatan, yang siap meledak begitu pintu dibuka atau kaki menapak di sana.
Pejabat-pejabat militer Amerika menggambarkan hal itu sebagai taktik bumi hangus ISIS, tetapi juga menunjukkan betapa mudah kelompok teroris itu mendapat komponen yang dibutuhkan untuk membuat bom khas ISIS.
"Kenyataan ini semakin menegaskan betapa mereka terintegrasi dalam ekonomi lokal dan bagaimana mereka mendapat sumber di dalam Irak atau Suriah, maupun luar negeri," ujar James Bevan, direktur Conflict Armament Research (CAR).
Tim peneliti CAR selama 20 bulan berada di fron utara dan timur ISIS, mempelajari aliran ratusan komponen penting untuk pembuatan bom buatan. Mereka mendapati rantai pasokan mencakup lebih dari 50 perusahaan dari 20 negara. Sebagian komponen berasal dari Brazil, Jepang dan bahkan Amerika.
Menurut laporan CAR yang dirilis hari Kamis (25/2), dalam beberapa kasus, bagian-bagian penting bom itu dikirim dari pihak produsen kepada kelompok militan ISIS hanya dalam waktu satu bulan. [ka/al]