Islandia diperkirakan akan menggunakan lebih banyak tenaga listrik untuk “menambang” mata uang bitcoin dan mata uang kripto lainnya tahun ini.
Karena dibutuhkan tenaga listrik yang besar untuk menjalankan komputer-komputer yang menciptakan “bitcoin” itu, perusahaan-perusahaan mata uang kripto telah membuka pangkalan mereka di Islandia yang punya banyak sumber tenaga yang terbarukan.
Bitcoin bisa diumpamakan sebagai benda langka yang banyak dicari orang. Karena jumlahnya terbatas dan peminatnya banyak, maka orang bersaing untuk membelinya. Persaingan itu mendorong naiknya harga bitcoin, yang bisa digunakan pemiliknya untuk membayar berbagai transaksi keuangan, sama seperti menggunakan kartu kredit.
Satu bitcoin kini bernilai kira-kira 8.000 dolar Amerika, setelah sempat mencapai puncaknya 19.500 dolar bulan Desember lalu.
Pertumbuhan mendadak industri “pertambangan elektronik” ini telah mendorong seorang anggota partai Bajak Laut Islandia untuk mengusulkan supaya perusahaan penambang mata uang kripto itu dikenai pajak.
Permintaan energi yang terus meningkat untuk “membuat” bitcoin itu disebabkan banyaknya komputer yang diperlukan untuk membuat berbagai perhitungan rumit untuk mencatat semua transaksi mata uang kripto di seluruh dunia. Ini dilakukan untuk mencegah adanya penipuan dalam transaksi mata uang kripto itu.
Johann Snorri Sigurbergsson, pejabat perusahaan energi Islandia memperkirakan, konsumsi listrik oleh perusahaan-perusahaan bitcoin itu akan mencapai 100 megawatt tahun ini, naik dua kali lipat dari sebelumnya. Ini jauh lebih besar dari jumlah tenaga listrik yang digunakan oleh 340.000 penduduk Islandia.
“Apa yang kami lakukan di sini adalah seperti menambang emas,” kata Helmut Rauth, manajer Genesis Mining, sebuah perusahaan bitcoin yang besar. [ii]