Israel Bersiap Lancarkan Serangan Darat di Gaza

Tentara Israel berdiri di pos pemeriksaan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di Kota Sderot di selatan Israel pada 12 Oktober 2023. (Foto: AFP)

Israel pada Kamis (12/10) mengatakan pasukannya sedang mempersiapkan serangan darat di Jalur Gaza, tetapi belum ada keputusan yang diambil untuk melangsungkan serangan tersebut.

Militer Israel telah menempatkan 300 ribu tentara cadangan di dekat perbatasan Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang di Israel.

Serangkaian serangan udara Israel yang dimulai beberapa jam setelah serangan Hamas pada Sabtu lalu telah menewaskan 1.200 orang di Gaza.

PBB mengatakan hampir 340 ribu orang telah mengungsi dari rumah mereka di Gaza, dengan lebih dari dua per tiganya berlindung di sekolah-sekolah PBB.

Berbagai organisasi kemanusiaan telah menyatakan khawatir mengenai pasokan makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan di tengah-tengah blokade Israel terhadap Gaza.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Bandara Ben Gurion di Tel Aviv, Israel, Kamis 12 Oktober 2023. (Foto: via Reuters)


Israel Katz, Menteri Energi Israel, mengatakan pengepungan Israel terhadap Gaza akan berlanjut hingga Hamas membebaskan sandera warga Israel.

“Bantuan kemanusiaan untuk Gaza? Tidak ada saklar listrik yang dibuka, tidak ada saluran pemasok air yang akan dibuka dan tidak ada truk bahan bakar masuk sebelum sandera warga Israel dipulangkan,” kata Katz di X, yang dulu dikenal sebagai Twitter. “Kemanusiaan bagi kemanusiaan. Tak ada seorang pun yang boleh menceramahi kami soal moral.”

Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi menyoroti perlunya “memastikan keteraturan layanan kemanusiaan serta bantuan untuk rakyat di Jalur Gaza.”

Kantor Sissi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia memberitahu PM Inggris Rishi Sunak dalam percakapan telepon hari Kamis bahwa Mesir mendorong ketenangan untuk mencegah “situasi terjerumus ke jalur berdarah” di mana warga sipil yang menjadi korbannya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken Kamis mengatakan bahwa Israel memiliki hak dan kewajiban untuk membela diri menyusul serangan Hamas, seraya menekankan perlunya mengambil tindakan pencegahan guna menghindari kerugian di kalangan warga sipil yang tak bersalah.

“Kita tahu Hamas tidak melakukan tindakan keji ini dengan mengingat kepentingan rakyat Palestina,” kata Blinken sewaktu berbicara kepada wartawan bersama dengan PM Israel Benjamin Netanyahu. “Hamas hanya punya satu agenda: menghancurkan Israel dan membunuh orang Yahudi.”

Netanyahu berterima kasih kepada AS atas dukungannya dan berjanji akan menghancurkan Hamas dengan cara seperti kelompok ISIS dikalahkan.

“Akan ada banyak hari sulit di depan, tetapi saya tidak punya keraguan bahwa kekuatan peradaban akan menang,” kata Netanyahu. “Kita harus berdiri tegak, bangga dan bersatu melawan kejahatan.”

Blinken juga dijadwalkan mengunjungi Yordania dalam lawatannya ke kawasan tersebut. Seorang pejabat AS mengatakan Blinken akan bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan Raja Yordania Abdullah II pada hari Jumat di Amman.

Juga Jumat, Brazil, yang menjadi presiden bergilir Dewan Keamanan PBB, akan memimpin pertemuan Dewan untuk membahas konflik Israel-Hamas.

BACA JUGA: Sekjen NATO Berharap Tanggapan Israel terhadap Hamas 'Proporsional'

NATO mengatakan pertemuan para menteri pertahanan pada Kamis di Brussels mengecam serangan Hamas, menyatakan solidaritas mereka dengan Israel dan meminta militan untuk segera membebaskan semua sandera.

“Israel tidak sendirian,” kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memberi pengarahan kepada para menteri pertahanan NATO melalui telekonferensi untuk memberitahu perkembangan terkini dalam konflik Israel-Hamas.

Sementara itu di Gedung Putih, Presiden Joe Biden mengukuhkan dukungan Washington bagi Israel dan meyakinkan sekelompok tokoh Yahudi pada Rabu bahwa pemerintahannya “sedang menangani setiap aspek dari krisis sandera di Israel.”

Menurut berbagai laporan, beberapa orang Amerika mungkin termasuk di antara para sandera – fakta yang erat mengaitkan Washington dengan konflik. Biden menolak mengidentifikasi upaya spesifik untuk membebaskan sandera, dengan mengatakan, “Jika saya beritahu Anda, saya tidak akan dapat membawa mereka pulang.”

Pasukan keamanan Israel berkumpul di sekitar jenazah seorang tersangka penyerang Palestina (tidak dalam gambar) di sebuah pos pemeriksaan antara Yerusalem dan kota Betlehem di Tepi Barat menyusul insiden keamanan di wilayah pendudukan, pada 11 Oktober 2023. (Foto: AFP)

Sementara itu Netanyahu membentuk kabinet perang dengan mantan menteri pertahanan Benny Gantz, pemimpin oposisi Partai Persatuan Nasional yang berhaluan tengah, bersama dengan Menteri Pertahanan Yoav Galant, agar mereka dapat semata-mata berfokus dalam memerangi Hamas.

Pengaturan yang tidak umum ini, dengan para anggota kabinet lain dari pemerintahan sayap kanan Netanyahu tetap dalam posisi mereka, menciptakan semacam persatuan setelah bertahun-tahun politik yang terpecah belah dengan sengit. Netanyahu telah bertekad untuk mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza agar militan tidak lagi dapat mengancam Israel. [uh/ab]