Pasukan Israel memerangi militan Hamas pada Kamis (9/11) di Kota Gaza, sementara warga sipil Palestina meninggalkan daerah yang menjadi fokus operasi militer Israel, setelah serangan mematikan oleh Hamas pada bulan lalu.
Selain pertempuran darat di kota terbesar di Jalur Gaza itu, pasukan Israel juga menggempur daerah itu dengan serangan udara.
Pertempuran ini menyebabkan pengungsian besar-besaran. Kantor Koordinasi PBB untuk Urusan Kemanusiaan mengatakan 50 ribu orang melarikan diri pada Rabu (8/11) ke bagian selatan Jalur Gaza.
Angka-angka itu merupakan jumlah tertinggi pekan ini. PBB mengatakan total 72 ribu orang telah mengungsi dari Gaza Utara sejak Minggu.
Israel mulai membuka koridor evakuasi pada Minggu di sepanjang jalan utama yang menghubungkan bagian utara dan selatan Gaza. Jalur ini akan tetap dibuka selama empat jam setiap hari untuk memungkinkan warga sipil meninggalkan pusat pertempuran.
Militer Israel pada Rabu (8/11) mengatakan pembukaan koridor itu diperpanjang satu jam lagi karena begitu banyak orang yang menggunakannya.
PBB dan berbagai organisasi bantuan lainnya memberi mereka air dan biskuit kalori tinggi di bagian selatan batas yang memisahkan Gaza Utara dan Selatan.
Kondisi menjadi semakin parah di bagian utara, yang berada di luar jangkauan pengiriman bantuan selama seminggu terakhir. PBB mengatakan pada Selasa (7/11), tidak ada toko roti yang beroperasi di sana karena kurangnya bahan bakar, air, tepung terigu dan rusaknya lingkungan sekitar mereka.
Israel meluncurkan ofensifnya sebagai tanggapan atas serangan teror Hamas pada 7 Oktober lalu di bagian selatan Israel yang menewaskan lebih dari 1.400 orang, kebanyakan warga sipil. Hamas juga menawan sekitar 240 orang. AS, Inggris, Uni Eropa dan negara-negara lain di Barat telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris.
BACA JUGA: Israel Buru Hamas di Terowongan usai Kepung GazaKementerian Kesehatan di Gaza yang dijalankan Hamas mengatakan serangan Israel menewaskan lebih dari 10.500, dua per tiganya adalah perempuan dan anak-anak. Tidak ada cara independen untuk memverifikasi angka tersebut, meskipun PBB mengatakan angka yang disampaikan kementerian dapat diandalkan pada masa lalu.
Sementara itu, PBB telah memperingatkan tentang kepadatan di Gaza Selatan dengan tempat-tempat penampungan yang tidak mampu menampung para pendatang baru.” Sekitar dua per tiga dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi, menurut PBB.
Di satu tempat penampungan di Khan Younis yang dihuni 22 ribu pengungsi Palestina, PBB mengatakan sedikitnya 600 orang menggunakan satu kamar mandi.
Organisasi Kesehatan PBB Rabu mengatakan bahwa risiko kian besar di Gaza bagi penyebaran penyakit menular, karena mayat-mayat yang membusuk di bawah reruntuhan bangunan, sementara sistem kesehatan, air dan sanitasi telah rusak berat. Kasus diare pada anak-anak kecil telah meningkat tajam, skabies, kutu, infeksi kulit dan infeksi saluran pernapasan akut juga meningkat. [uh/ab]