Militer Israel dan Amerika mengadakan latihan militer bersama di tengah-tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran mengenai program nuklir Iran.
Lebih dari 3.500 personel militer dari Amerika telah bergabung dengan 1.000 tentara Israel dalam latihan yang dijuluki "Austere Challenge 2012" atau “Tantangan Keras 2012” guna menguji coba sistem pertahanan rudal. Pasukan dari kedua negara mensimulasikan serangan-serangan rudal jarak pendek dan jauh yang bisa mengancam Israel dalam suatu konflik regional.
Misil anti-misil telah dipasang di berbagai tempat di Israel, termasuk Arrow buatan Israel dan Patriot buatan Amerika. Amerika juga menggelar kapal berpeluru kendali jenis AEGIS di lepas pantai Israel. Sistem-sistem ini melacak rudal-rudal yang datang dan meluncurkan rudal pencegat untuk menembak jatuh rudal-rudal penyerang itu.
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan, "Kami sangat menghargai kesempatan untuk mengadakan latihan ini yang akan menjamin bahwa jika dan ketika ujian sebenarnya tiba, kita akan jauh lebih siap bekerjasama untuk melindungi Israel dari serangan rudal."
Latihan militer itu dilakukan di tengah-tengah ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran mengenai program nuklir kontroversial Republik Islam itu. Israel dan negara-negara Barat menuduh Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir, yang oleh negara Yahudi itu dipandang sebagai ancaman terhadap keberadaannya.
Iran mengatakan program nuklirnya untuk tujuan damai. Tetapi Israel yakin Iran bisa mencapai kemampuan nuklir sedini pertengahan tahun depan, dan telah mengancam akan terlebih dulu melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Teheran.
Jika Israel menyerang, Iran telah mengancam akan membalas dengan rudal balistik dan aksi itu bisa diikuti oleh sekutu-sekutu Islamisnya: Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza, yang bersenjata puluhan ribu roket.
Dalam debat kepresidenan Amerika awal pekan ini terfokus pada kebijakan luar negeri, kedua kandidat berbicara tentang cara terbaik mendukung Israel.
Kandidat Partai Republik Mitt Romney mengatakan pemerintahan Obama telah merusak hubungan dengan Israel sewaktu negara itu menghadapi ancaman dari Iran dan militansi Islam.
Namun Presiden Barack Obama berjanji Amerika akan melindungi Israel.
"Saya akan berdiri bersama Israel jika mereka diserang. Dan ini adalah alasan mengapa kita telah menciptakan kerjasama militer dan intelijen terkuat antara kedua negara dalam sejarah. Sesungguhnya, minggu ini kita akan mengadakan latihan militer terbesar dengan Israel dalam sejarah," ujar Obama.
Analis Israel Gerald Steinberg mengatakan Israel dan Amerika mengirim pesan yang kuat kepada Iran.
"Ini berarti bahwa jika ada aksi militer yang harus dihentikan, yakni program senjata nuklir Iran yang sangat berbahaya, Iran tidak dapat mengandalkan kemampuan menembak kembali dengan rudal dan melakukan kerusakan serius karena akan ada proses pencegatan bersama Amerika-Israel,” kata Steinberg.
Latihan pertahanan misil bersama itu akan berlangsung selama tiga minggu.
Misil anti-misil telah dipasang di berbagai tempat di Israel, termasuk Arrow buatan Israel dan Patriot buatan Amerika. Amerika juga menggelar kapal berpeluru kendali jenis AEGIS di lepas pantai Israel. Sistem-sistem ini melacak rudal-rudal yang datang dan meluncurkan rudal pencegat untuk menembak jatuh rudal-rudal penyerang itu.
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan, "Kami sangat menghargai kesempatan untuk mengadakan latihan ini yang akan menjamin bahwa jika dan ketika ujian sebenarnya tiba, kita akan jauh lebih siap bekerjasama untuk melindungi Israel dari serangan rudal."
Latihan militer itu dilakukan di tengah-tengah ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran mengenai program nuklir kontroversial Republik Islam itu. Israel dan negara-negara Barat menuduh Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir, yang oleh negara Yahudi itu dipandang sebagai ancaman terhadap keberadaannya.
Iran mengatakan program nuklirnya untuk tujuan damai. Tetapi Israel yakin Iran bisa mencapai kemampuan nuklir sedini pertengahan tahun depan, dan telah mengancam akan terlebih dulu melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Teheran.
Jika Israel menyerang, Iran telah mengancam akan membalas dengan rudal balistik dan aksi itu bisa diikuti oleh sekutu-sekutu Islamisnya: Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza, yang bersenjata puluhan ribu roket.
Dalam debat kepresidenan Amerika awal pekan ini terfokus pada kebijakan luar negeri, kedua kandidat berbicara tentang cara terbaik mendukung Israel.
Kandidat Partai Republik Mitt Romney mengatakan pemerintahan Obama telah merusak hubungan dengan Israel sewaktu negara itu menghadapi ancaman dari Iran dan militansi Islam.
Namun Presiden Barack Obama berjanji Amerika akan melindungi Israel.
"Saya akan berdiri bersama Israel jika mereka diserang. Dan ini adalah alasan mengapa kita telah menciptakan kerjasama militer dan intelijen terkuat antara kedua negara dalam sejarah. Sesungguhnya, minggu ini kita akan mengadakan latihan militer terbesar dengan Israel dalam sejarah," ujar Obama.
Analis Israel Gerald Steinberg mengatakan Israel dan Amerika mengirim pesan yang kuat kepada Iran.
"Ini berarti bahwa jika ada aksi militer yang harus dihentikan, yakni program senjata nuklir Iran yang sangat berbahaya, Iran tidak dapat mengandalkan kemampuan menembak kembali dengan rudal dan melakukan kerusakan serius karena akan ada proses pencegatan bersama Amerika-Israel,” kata Steinberg.
Latihan pertahanan misil bersama itu akan berlangsung selama tiga minggu.