Pejabat pemerintah Israel telah mengintensifkan seruan untuk melindungi Kurdi Suriah saat mereka menghadapi kelompok-kelompok bersenjata yang didukung oleh Turki, menyusul runtuhnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad secara tiba-tiba.
Serangan pemberontak selama 11 hari, yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang oleh AS ditetapkan sebagai organisasi teroris, menghasilkan perebutan ibu kota, Damaskus, dan kota-kota strategis lainnya di Suriah barat laut dan tengah.
Kini, operasi yang dipimpin oleh faksi-faksi yang didukung Turki ditujukan untuk mengusir pasukan Kurdi dari beberapa bagian provinsi Aleppo, termasuk kota Manbij.
Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi, atau SDF, telah menjadi mitra utama AS dalam perang melawan kelompok teroris ISIS. Kemitraan tersebut menghasilkan pembebasan sebagian besar wilayah yang pernah dikuasai ISIS di Suriah.
BACA JUGA: Suriah Pasca-Assad: Minoritas Alawit Hadapi Ketidakpastian di Bawah Kendali Pemberontak IslamisMenteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar mengatakan pada hari Senin (9/12) bahwa serangan yang didukung Turki terhadap Kurdi Suriah harus dihentikan.
“Ini adalah komitmen masyarakat internasional terhadap mereka yang berjuang dengan gagah berani melawan ISIS,” kata Sa'ar dalam jumpa pers di Yerusalem. “Ini juga merupakan komitmen untuk masa depan Suriah, karena Kurdi adalah kekuatan yang menstabilkan negara ini.”
Diplomat tertinggi Israel itu mengatakan mereka sedang membahas masalah ini dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain.
Sejak tergulingnya rezim Assad, militer Israel mengatakan telah melakukan ratusan serangan di Suriah, yang menarget persediaan senjata di negara itu. Pejabat Israel mengatakan serangan udara itu ditujukan untuk mencegah senjata strategis jatuh ke tangan yang salah di tengah kekacauan yang sedang berlangsung.
Pemerintah Turki, pendukung utama pemberontak Suriah, memandang SDF sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan atau PKK yang berbasis di Turki, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa. Namun, Washington membuat perbedaan yang jelas antara kedua kelompok Kurdi tersebut. [lt/ka]