Israel Gempur Khan Younis, Sepakat Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata di Gaza

  • Patsy Widakuswara

Asap mengepul setelah serangan udara Israel, di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis 8 Agustus 2024.

Israel terus melancarkan serangan ke kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan, namun setuju untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata di Gaza dengan kelompok Hamas.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Jumat (9/8) mengumumkan bahwa mereka telah melancarkan serangan yang melibatkan pasukan darat, jet tempur, helikopter tempur, dan pasukan terjun payung di wilayah Khan Younis di Gaza selatan, operasi darat ketiga yang dilakukan oleh IDF sejak serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel.

Israel mengatakan bahwa operasi di Khan Younis merupakan respons terhadap serangan roket-roket Palestina dan "informasi intelijen yang menunjukkan keberadaan teroris dan infrastruktur teror." Penduduk dan orang-orang yang mengungsi diperintahkan untuk meninggalkan wilayah tersebut, tempat banyak orang baru saja kembali dalam beberapa hari terakhir setelah serangan terakhir Israel ke kota tersebut pada bulan Juli.

Pejabat AS dan Israel mengatakan bahwa Khan Younis diyakini menjadi tempat persembunyian Yahya Sinwar. Sinwar adalah dalang serangan 7 Oktober tahun lalu, yang baru-baru ini ditunjuk untuk menggantikan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Haniyeh tewas di ibu kota Iran, Teheran, dalam serangan udara yang secara luas diasumsikan dilakukan oleh Israel.

Beberapa jam sebelum serangan IDF, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ia akan melanjutkan perundingan gencatan senjata, menyusul dorongan mendesak oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan para pemimpin mediator utama Qatar dan Mesir, Kamis (8/8).

“Sesuai dengan usulan Amerika Serikat dan para mediator, Israel akan – pada tanggal 15 Agustus – mengirim tim negosiasi ke tempat yang akan ditentukan untuk menyelesaikan rincian implementasi perjanjian kerangka kerja,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Penasihat Abbas Kunjungi PBNU, Bahas Upaya Wujudkan Perdamaian Bagi Palestina

Dalam sebuah pernyataan bersama hari Kamis, Biden dan para pemimpin lainnya menggarisbawahi bahwa “waktunya telah tiba,” untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera dan meminta pihak-pihak yang bertikai untuk melanjutkan negosiasi pada tanggal 15 Agustus di Doha atau Kairo.

Mereka mengatakan bahwa mereka siap untuk mengajukan “proposal jembatan akhir” untuk menyelesaikan “masalah implementasi yang tersisa,” jika diperlukan.

Seorang pejabat senior pemerintahan Biden yang memberikan penjelasan kepada wartawan pada Kamis malam tidak merinci proposal tersebut, tetapi mengatakan bahwa perjanjian kerangka kerja yang sudah ada di atas meja dapat diselesaikan dengan konsesi lebih lanjut pada rincian teknisnya, seperti urutan pembebasan sandera dan tahanan.

Hamas belum menanggapi seruan untuk melanjutkan perundingan. Karena bersembunyi, Sinwar tidak dapat segera dihubungi oleh perantara.

Perang yang lebih luas

Desakan kuat bagi gencatan senjata oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir muncul di tengah kekhawatiran akan serangan balasan Teheran terhadap Israel atas pembunuhan Haniyeh di tanah Iran, yang dapat memicu perang regional yang lebih luas.

Israel juga menghadapi pembalasan dari kelompok Hizbullah di Lebanon selatan, setelah serangannya di pinggiran kota Beirut minggu lalu menewaskan Fuad Shukr, komandan kelompok yang didukung Iran.

"Jika [Iran] melancarkan perang besar di Timur Tengah dengan beberapa serangan besar-besaran terhadap Israel, di mana mereka mengancam (akan dilakukan) dengan koordinasi dengan kelompok (proksi Iran) lainnya, yah, itu jelas akan secara signifikan membahayakan harapan untuk mendapatkan gencatan senjata di Gaza, karena kami akan sangat fokus pada hal-hal lain," kata seorang pejabat senior pemerintah.

Para pemimpin di seluruh Eropa, termasuk Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada hari Jumat (9/8) kembali menyatakan dukungannya terhadap seruan gencatan senjata di Gaza. [es/pp]

Natasha Mozgovaya ikut berkontribusi dalam penyusunan laporan ini.