Israel Hadapi Kemungkinan Langsungkan Pemilu Ketiga

Kombinasi foto: PM Israel, Benjamin Netanyahu (kiri) dan Benny Gantz. (Foto: dok).

Israel menghadapi kemungkinan melangsungkan pemilu ketiga, Kamis (19/9), dua hari setelah pemilu ulang yang belum pernah terjadi sebelumnya membuahkan hasil yang sama. Dua partai politik utama negara itu gagal meraih mayoritas di parlemen, dan belum ada kejelasan apakah kedua partai yang bersaingan itu akan berhasil membentuk pemerintah koalisi.

Sementara tersedia waktu berpekan-pekan untuk melangsungkan perundingan guna membentuk pemerintah koalisi, persyaratan-persyaratan yang ditetapkan masing-masing partai menghalangi perundingan dan kemungkinan akan berlarut-larut hingga melampaui tengat waktu. Jika kesepakatan untuk membetuk pemerintah koalisi tidak tercapai, rakyat Israel harus bersiap melangsungkan pemilu ketiga.

BACA JUGA: Pemilu Israel Kembali Hasilkan Kebuntuan Politik

Dengan hampir semua suara dihitung, Partai Biru dan Putih yang berhaluan tengah meraih 33 kursi di parlemen yang beranggotakan 120 orang, sementara partai konservatif Netanyahu, Partai Likud, hanya meraih 31 kursi.

Tidak ada satupun partai yang dapat membentuk pemerintahan yang mengontrol sedikitnya 61 kursi tanpa dukungan Avigdor Lieberman dari Partai Yisrael Beitenu. Namun, kekukuhannya untuk membentuk pemerintah sekuler akan memaksa keluar sekutu-sekutu kuat Netanyahu, yakni partai-partai ultra-Orthodoks dan sebuah partai relijius lain yang nasionalis.

Benny Gantz dari Partai Biru dan Putih bersedia membentuk koalisi namun tidak menginginkan Netanyahu duduk sebagai perdana menteri. Sementara para pendukung setia Partai Likud kemungkinan tidak ingin menyingkirkan Netanyahu. [ab/uh]