Israel, Hamas Masuki Hari Terakhir Gencatan Senjata di Tengah Desakan Perpanjangan

Orang-orang bersorak ketika kendaraan yang membawa sandera yang dibebaskan oleh Hamas melaju menuju pangkalan militer di Ofakim, Israel selatan, pada 26 November 2023, setelah mereka dibebaskan oleh Hamas dari Jalur Gaza. (Foto: AFP)

Israel dan Hamas pada Senin (27/11) memasuki hari terakhir dari empat hari gencatan senjata, dengan harapan Israel membebaskan lebih banyak lagi tahanan Palestina dan Hamas membebaskan lebih banyak sandera di tengah-tengah desakan untuk memperpanjang gencatan itu.

Hamas telah mengisyaratkan akan memperpanjang kesepakatan itu, sedangkan PM Israel Benjamin Netanyahu hari Minggu menegaskan bahwa Israel akan menyambut baik perpanjangan yang mencakup pembebasan 10 sandera lagi per hari oleh Hamas.

Kesepakatan awal yang berlaku setelah perang selama enam pekan itu antara lain mencakup pembebasan total 50 sandera oleh Hamas, pembebasan 150 tahanan Palestina oleh Israel, dan jeda pertempuran.

PBB pada Minggu (26/11) malam mengatakan total 39 orang Israel, 117 orang Palestina dan 19 warga negara asing telah dibebaskan.

Kendaraan pengangkut bantuan kemanusiaan melaju di sepanjang jalan Salaheddine di distrik Zeitoun di pinggiran selatan Kota Gaza pada 26 November 2023. (Foto: AFP)

AS, Mesir dan Qatar termasuk di antara yang menganjurkan perpanjangan setelah berupaya memastikan gencatan senjata empat hari.

“Itu tujuan saya, itu target kita, untuk membuat jeda ini berlangsung selepas besok sehingga kita dapat terus melihat lebih banyak sandera yang keluar dan memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan bagi mereka yang membutuhkan di Gaza,” kata Presiden AS Joe Biden kepada wartawan hari Minggu.

Biden juga menyambut baik pembebasan seorang anak perempuan Amerika keturunan Israel berusia 4 tahun yang orang tuanya tewas dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.

Bocah itu, Abigail Edan, termasuk di antara 14 orang Israel dan tiga warga negara asing yang diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional pada hari ketiga Hamas membebaskan sandera sebagai imbalan atas pembebasan warga Palestina yang dipenjarakan Israel atas berbagai pelanggaran.

BACA JUGA: Lebih dari 36 Tahanan Palestina Dibebaskan

Gedung Putih mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa Biden dan Netanyahu berbicara mengenai pembebasan sandera dalam percakapan telepon hari Minggu, dan bahwa mereka membahas jeda pertempuran serta peningkatan pengiriman bantuan kemanusiaan tambahan yang sangat dibutuhkan ke Jalur Gaza.

Jeda ini merupakan penghentian pertama konflik sejak Hamas, dalam serangan mendadaknya terhadap Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang. Israel kemudian bersumpah untuk melenyapkan Hamas dan membombardir Gaza denga serangan udara dan darat yang menurut para pejabat Palestina telah menewaskan lebih dari 14 ribu orang, sekitar 40 persennya adalah anak-anak.

Kerumunan mengelilingi bus Palang Merah yang membawa tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel dengan imbalan sandera yang dibebaskan oleh Hamas dari Jalur Gaza, di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki pada awal 26 November 2023. (Foto: AFP)

Kantor Netanyahu melansir video perdana menteri yang sedang mengunjungi Jalur Gaza di mana ia berbicara dengan para tentara Israel.

“Kami melakukan semua upaya untuk memulangkan para sandera, dan pada akhirnya kami akan memulangkan semuanya,” kata Netanyahu.

Ia juga menegaskan bahwa Israel berencana melanjutkan tujuannya melenyapkan Hamas untuk memastikan kelompok militan itu tidak dapat lagi menyerang Israel pada masa mendatang. [uh/ab]