Kantor berita Reuters melaporkan Israel mengharapkan Bahrain dan Oman bisa menjadi negara Teluk berikutnya yang mengikuti jejak Uni Emirat Arab dalam melakukan normalisasi hubungan diplomatik, Menteri Intelijen Israel Eli Cohen mengatakan kepada Radio Angkatan Darat, Minggu (16/8).
"Setelah perjanjian ini (dengan UEA) akan datang perjanjian tambahan, baik dengan lebih banyak negara Teluk dan dengan negara-negara Muslim di Afrika," kata Cohen.
“Saya pikir Bahrain dan Oman pasti sudah ada dalam agenda. Selain itu, dalam penilaian saya, ada kemungkinan tahun depan sudah ada kesepakatan damai dengan negara-negara lain di Afrika, salah satunya Sudan,” ujarnya.
Saluran telepon UEA-Israel dibuka setelah keduanya mencapai kesepakatan dalam normalisasi hubungan diplomatik. Baik Bahrain dan Oman memuji kesepakatan UEA-Israel tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bertemu dengan para pemimpin Oman dan Sudan dalam dua tahun terakhir.
BACA JUGA: Trump Umumkan Hubungan Diplomatik Israel-Uni Emirat ArabSeorang pejabat senior AS mengatakan pada hari Jumat (14/8) bahwa Gedung Putih telah berhubungan dengan "banyak" negara di kawasan itu, mencoba untuk melihat apakah lebih banyak kesepakatan akan terwujud.
Pejabat itu menolak menyebutkan nama negara yang dimaksud, tetapi mengatakan mereka adalah negara Arab dan Muslim di Timur Tengah dan Afrika.
Pada hari Kamis (13/8), Israel dan UEA mengumumkan kesepakatan dalam menormalkan hubungan diplomatik dan menjalin hubungan baru yang luas.
Israel menandatangani perjanjian damai dengan Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994. Tetapi UEA, bersama dengan sebagian besar negara Arab lainnya, tidak memiliki hubungan diplomatik atau ekonomi formal dengannya. [ah]