Penghitungan akhir suara pemilu Israel berlangsung Kamis (3/11). Benjamin Netanyahu tampaknya akan merebut kembali jabatan perdana menteri dengan mayoritas yang nyaman karena dukungan sekutu-sekutu sayap kanan.
Kejutan di menit-menit terakhir masih mungkin terjadi, jika ada sebuah partai kecil yang mampu merebut suara yang diperlukan untuk bisa memasuki parlemen dan membendung perolehan mayoritas Netanyahu.
Tetapi, kemungkinan itu kecil. Partai-partai yang dipastikan berkoalisi dengan Netanyahu sudah berebut jabatan untuk kabinet pemerintahan mendatang.
Sekitar 90 persen dari surat suara sudah terhitung pada Kamis pagi dan hasil akhir bisa diperoleh pada hari itu.
Netanyahu dan sekutu-sekutu ultranasionalis dan ultra-Ortodoksnya diperkirakan akan mengamankan 65 kursi di Knesset, parlemen Israel, yang memiliki 120 kursi. Lawannya, yang dipimpin oleh perdana menteri sementara Yair Lapid, diperkirakan akan memenangkan 50 kursi.
Kemenangan Netanyahu yang sudah diperkirakan dan kemungkinan mayoritasnya yang nyaman mengakhiri ketidakstabilan politik Israel, untuk saat ini. Tapi, kepemimpinan Netanyahu dan sekutu-sekutunya kemungkinan akan membuat rakyat Israel terpecah dalam nilai-nilai yang menentukan negara mereka: Yahudi atau demokratis.
BACA JUGA: PM Israel Lapid: Tidak Ada yang Final Setelah Jajak Pendapat Tunjukkan Netanyahu Unggul dalam PemiluSekutu utama Netanyahu dalam pemerintahan diperkirakan adalah Partai Zionisme Agama, yang kandidat utamanya, Itamar Ben-Gvir adalah murid seorang rabi rasis. Ben-Gvir mengatakan ia ingin mengakhiri otonomi Palestina di beberapa bagian Tepi Barat. Sampai saat ini, di rumahnya masih tergantung foto Baruch Goldstein, seorang Israel keturunan Amerika yang membunuh 29 warga Palestina dalam serangan penembakan di Tepi Barat pada tahun 1993. Ben-Gvir, yang berjanji untuk mendeportasi para legislator Arab, mengatakan dia ingin ditunjuk sebagai kepala kementerian yang membidangi kepolisian.
Partai Zionisme Agama telah berjanji untuk memberlakukan perubahan pada undang-undang Israel yang dapat menghapus persoalan hukum yang dihadapi Netanyahu. Bersama dengan sekutu-sekutu nasionalis lainnya, partai itu ingin melemahkan independensi peradilan dan memusatkan lebih banyak kekuasaan di tangan anggota parlemen.
Pemimpin partai tersebut, Bezalel Smotrich, seorang pemukim Tepi Barat yang telah membuat pernyataan anti-Arab, mengincar posisi di Kementerian Pertahanan, yang akan membuatnya membawahi militer dan mengawasi pendudukan militer Israel di Tepi Barat.
Setelah hasilnya diumumkan secara resmi, presiden Israel akan menunjuk satu kandidat, biasanya dari partai terbesar, untuk membentuk pemerintahan. Mereka kemudian memiliki empat minggu untuk melakukannya. Netanyahu kemungkinan akan menyelesaikan pembicaraan dalam waktu itu, tetapi Zionisme Agama diperkirakan akan melakukan proses tawar-menawar yang sulit untuk dukungannya.[ab/uh]