Kementerian Kesehatan Gaza pada Sabtu (13/7) melaporkan bahwa serangan udara Israel telah menewaskan setidaknya 90 warga Palestina di zona kemanusiaan yang ditentukan di Gaza. Israel mengklaim serangan itu dilakukan untuk menargetkan panglima militer Hamas Mohammed Deif.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa belum ada kepastian mengenai kematian Deif dan komandan Hamas lainnya. Meski begitu, ia berkomitmen untuk terus menargetkan kepemimpinan Hamas dan menekankan bahwa peningkatan tekanan militer terhadap kelompok tersebut dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kesepakatan penyanderaan, meskipun ada sumber yang menyebutkan bahwa perundingan telah dihentikan.
“Bagaimanapun, kami akan melibatkan seluruh pimpinan Hamas,” kata Netanyahu pada konferensi pers, dan berjanji untuk mencapai tujuan perang Israel sampai akhir," ujarnya.
Kelompok Islam militan Hamas membantah Deif telah terbunuh, menurut seorang pejabat senior Hamas di Al Jazeera TV. Sebelumnya Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa klaim Israel bahwa mereka menargetkan para pemimpin kelompok tersebut adalah keliru. Pernyataan itu disebut bertujuan untuk membenarkan serangan tersebut, yang merupakan serangan Israel paling mematikan di Gaza dalam beberapa minggu.
Pengungsi yang berlindung di daerah itu melaporkan bahwa tenda mereka roboh akibat hebatnya serangan tersebut.
“Saya bahkan tidak tahu di mana saya berada atau apa yang terjadi,” kata Sheikh Youssef, warga Kota Gaza yang saat ini mengungsi di kawasan Al-Mawasi.
“Saya meninggalkan tenda dan melihat sekeliling, semua tenda roboh, potongan tubuh, mayat di mana-mana, perempuan lanjut usia terlempar ke lantai, (tubuh) anak-anak kecil hancur berkeping-keping,” katanya kepada Reuters.
Militer Israel mengatakan serangan terhadap Deif juga menargetkan Rafa Salama, komandan Brigade Khan Younis Hamas. Kedua tokoh Hamas itu disebut sebagai dua dalang serangan 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang sembilan bulan di Gaza.
BACA JUGA: Mohammed Deif, Otak Di Balik Serangan Dahsyat Hamas ke IsraelDeif selamat dari tujuh upaya pembunuhan Israel, termasuk serangan pada 2021. Ia berada di menduduki puncak daftar paling dicari Israel selama beberapa dekade. Ia dianggap bertanggung jawab atas kematian puluhan warga Israel dalam bom bunuh diri.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 71 warga Palestina tewas dalam serangan itu dan 289 lainnya luka-luka, jumlah korban jiwa paling banyak dalam beberapa minggu terakhir di wilayah kantong yang dilanda konflik tersebut.
Al-Mawasi adalah wilayah yang ditetapkan sebagai zona kemanusiaan, yang telah berulang kali diminta oleh tentara Israel kepada warga Palestina setelah mengeluarkan perintah evakuasi dari daerah lain.
Rekaman Reuters menunjukkan ambulans melaju menuju daerah tersebut di tengah kepulan asap dan debu. Pengungsi, termasuk perempuan dan anak-anak, melarikan diri dengan panik, beberapa di antaranya memegang barang-barang di tangan mereka.
Militer Israel menerbitkan foto udara dari situs tersebut, yang tidak dapat segera diverifikasi oleh Reuters, yang menyatakan bahwa “teroris bersembunyi di antara warga sipil.”
“Lokasi penyerangan adalah area terbuka yang dikelilingi pepohonan, beberapa bangunan, dan gudang,” kata Israel dalam sebuah pernyataan.
Pejabat militer Israel mengatakan bahwa daerah tersebut bukanlah kompleks tenda. Namun, sebuah kompleks operasional yang dijalankan oleh Hamas dan beberapa militan lainnya berada di sana, menjaga Deif.
Banyak dari mereka yang terluka dalam serangan itu, termasuk kaum perempuan dan anak-anak. Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Nasser di dekatnya, yang menurut para pejabat rumah sakit telah kewalahan dan “tidak lagi dapat berfungsi” karena intensitas serangan Israel dan kekurangan pasokan suplai medis yang akut.
“Rumah sakit ini penuh dengan pasien, penuh dengan korban luka, kami tidak dapat menemukan tempat tidur untuk orang-orang,” kata Atef al-Hout, direktur rumah sakit tersebut. Ia menambahkan bahwa rumah sakit itu adalah satu-satunya yang masih beroperasi di Gaza selatan.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant melakukan konsultasi khusus, kata kantornya, sehubungan dengan “perkembangan di Gaza.”
Tidak jelas bagaimana serangan tersebut akan mempengaruhi perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Doha dan Kairo.
Daerah Tenang
Kantor media yang dikelola Hamas mengatakan sedikitnya 100 orang tewas dan terluka dalam serangan Khan Younis, termasuk anggota Layanan Darurat Sipil.."
Seorang pejabat senior Hamas tidak mengonfirmasi apakah Deif ada di lokasi itu. Ia hanya menyebut tuduhan Israel itu “tidak masuk akal.”
"Semua korban adalah warga sipil, dan apa yang terjadi adalah peningkatan signifikan dalam perang genosida, didukung oleh bantuan Amerika dan keheningan dunia," kata Sami Abu Zuhri kepada Reuters. Ia menambahkan bahwa serangan itu menunjukkan bahwa Israel tidak tertarik untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Kritikus menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina, tetapi dibantah. Israel menggambarkan tindakannya sebagai pembelaan diri untuk mencegah serangan lain seperti yang terjadi pada 7 Oktober, meskipun Mahkamah Internasional memerintahkan Israel pada Januari untuk mengambil tindakan untuk mencegah tindakan genosida.
BACA JUGA: Tim SAR Sebut Temukan Puluhan Mayat usai Israel Mengurangi Operasi di Kota GazaHamas menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang dalam serangan lintas batas ke Israel selatan pada 7 Oktober, menurut penghitungan Israel.
Israel membalas dengan menurunkan pasukan militer di Gaza yang merenggut lebih dari 38.000 warga Palestina, kata otoritas medis di Gaza.
Secara terpisah pada Sabtu (13/7), setidaknya 17 warga Palestina tewas dalam serangan Israel terhadap ruang salat di kamp Gaza untuk pengungsi di barat Kota Gaza, kata pejabat kesehatan Palestina.
Para saksi mata mengatakan serangan di Khan Younis terjadi secara tiba-tiba karena kawasan tersebut dalam keadaan tenang, dan menambahkan bahwa lebih dari satu rudal telah diluncurkan. Beberapa korban yang terluka yang dievakuasi adalah petugas penyelamat, kata mereka.
Meniti karier selama 30 tahun hingga posisi tinggi di Hamas, Deif berhasil membangun jaringan terowongan kelompok tersebut. Ia juga dikenal lihai dalam membuat bom, kata sumber Hamas.
Pada Maret, Israel mengatakan pihaknya berhasil membunuh wakil Deif, Marwan Issa. Hamas sejak itu tidak membenarkan atau membantah kematiannya. [ah/ft]