Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)Antonio Guterres menyatakan pada Jumat (12/7) bahwa tidak ada alternatif lain untuk menggantikan badan pengungsi Palestina di PBB.
Guterres menambahkan bahwa organisasi bantuan yang didukung oleh 118 negara itu sebagai institusi yang sangat diperlukan, di tengah meningkatnya upaya Israel untuk membubarkannya.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB atau UNRWA (U.N. Relief and Works Agency), menyediakan pendidikan, layanan kesehatan dan bantuan kepada jutaan warga Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon. Sejak perang meletus sembilan bulan lalu antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza, para pejabat PBB mendukung UNRWA sebagai tulang punggung operasi bantuan.
“Permintaan saya kepada semua orang adalah: Lindungi UNRWA, lindungi staf UNRWA, dan lindungi mandat UNRWA – termasuk melalui pendanaan,” kata Guterres pada konferensi UNRWA di New York, Jumat.
“Saya perjelas: Tidak ada alternatif lain untuk (menggantikan) UNRWA,” tandasnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah lama menyerukan agar UNRWA dibubarkan, dan menuduh organisasi itu melancarkan hasutan anti-Israel. Parlemen Israel saat ini sedang mempertimbangkan untuk menetapkan UNRWA sebagai organisasi teroris.
Beberapa negara menghentikan pendanaan mereka untuk UNRWA menyusul tuduhan Israel bahwa beberapa staf badan tersebut terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang memicu perang Gaza. Sebagian besar donor telah melanjutkan pendanaan mereka, sementara PBB sedang melakukan penyelidikan internal.
UNRWA sangat terpukul selama konflik di Gaza: 195 anggota stafnya terbunuh.
“UNRWA juga menjadi sasaran dengan cara lain,” kata Guterres. “Para anggota staf telah menjadi sasaran protes yang semakin keras, serta kampanye misinformasi dan disinformasi yang mematikan."
“Beberapa anggota staf telah ditahan oleh pasukan keamanan Israel, dan kemudian dilaporkan mengalami penganiayaan dan bahkan penyiksaan,” lanjutnya, seraya menambahkan bahwa di Tepi Barat, kehadiran dan pergerakan staf UNRWA sangat dibatasi oleh Israel.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka bertindak sesuai dengan hukum Israel dan internasional dan bahwa mereka yang ditangkap mendapatkan akses terhadap makanan, air, obat-obatan dan pakaian yang layak.
Israel menuduh UNRWA terlibat dengan Hamas, dan mengatakan bahwa (pengaruh) kelompok Islam militan itu tertanam dalam infrastruktur badan PBB tersebut.
UNRWA dibentuk oleh Majelis Umum PBB pada 1949 setelah perang Arab-Israel pertama.
Duta Besar Yordania untuk PBB Mahmoud Daifallah Hmoud mengatakan hari Jumat (12/7) menjelang acara perjanjian tersebut bahwa 118 negara telah menandatangani pernyataan bersama yang mendukung UNRWA dan pekerjaannya. [ft/pp]