Para pejabat Israel yang berbicara dalam sebuah konferensi aktivis Kristen pro-Israel di Amerika telah bertekad akan tetap menekan Iran agar menghentikan apa yang dianggap sebagai pelanggaran HAM dan agar menarik pasukan militernya dari Suriah.
Sikap keras Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Duta Besar Israel untuk Amerika, Ron Dermer itu mengundang sorak sorai dan tepuk tangan ribuan orang Kristen evangelis yang menghadiri pertemuan hari Senin (23/7) di Washington itu.
Acara dua hari yang berakhir Selasa ini (24/7) adalah konferensi tahunan ke-13 Kristen Bersatu untuk Israel (CUFI), yang menyebut diri sebagai kelompok advokasi pro-Israel terbesar di Amerika dengan jutaan pendukung.
Berbicara kepada hadirin melalui satelit, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membahas salah satu keprihatinan mereka mengenai nasib golongan minoritas Kristen di Timur Tengah, yang dalam beberapa tahun ini melarikan diri dari kawasan itu untuk menghindari kekerasan dan pelecehan.
Netanyahu mengatakan warga Kristen telah ditindas secara brutal di Iran. Warga Kristen diakui sebagai kelompok minoritas berdasarkan konstitusi Islam Iran. Akan tetapi, laporan terbaru Departemen Luar Negeri Amerika mengenai Kebebasan Beragama Internasional menyebutkan, Iran telah membatasi banyak praktik agama Kristen dan menghukum beberapa orang yang pindah ke agama Kristen hingga 10 tahun penjara terkait aktivitas keagamaan mereka.
“Biar saya katakan dengan jelas: Israel memiliki solidaritas penuh dengan warga Kristen yang dipersekusi di Iran,” kata Netanyahu. “Dan saya bertanya: Mengapa begitu banyak orang bungkam sewaktu orang-orang Kristen dipenjarakan di Iran? Well, saya dapat katakan ini: Kami di Israel tidak akan bungkam, dan saya akan terus mengangkat penderitaan yang telah lama dirasakan rakyat Iran, warga Kristen, penganut Bahai, mahasiswa dan wartawan.”
Duta Besar, Israel Dermer mengatakan bahwa Israel juga akan meningkatkan tekanan terhadap Iran agar mundur dari ambisi nuklir dan keterlibatannya dalam konflik di kawasan. [uh/ab]