Israel telah mengevakuasi relawan dari kelompok pertahanan sipil White Helmets dari sebuah kawasan tempur di Suriah Barat Daya atas permintaan Amerika Serikat, Kanada dan negara-negara Eropa.
Ratusan relawan dan anggota keluarga mereka telah dipindahkan ke Yordania melalui Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Para relawan itu terperangkap di kawasan dekat perbatasan dengan Dataran Tinggi Golan setelah ofensif militer Suriah, yang sedang berupaya untuk merebut kembali daerah-daerah kekuasaan pemberontak.
White Helmets telah membantu menyelamatkan ribuan warga sipil dalam perang saudara di Suriah. Tetapi pemerintah Bashar al-Assad, yang didukung oleh Rusia dan Iran, menyatakan, kelompok tersebut membantu pemberontak dan memiliki kaitan dengan teroris.
Khaled Abboud, legislator Suriah mengungkapkan, "Apa yang disebut sebagai White Helmets adalah perangkat di lapangan yang digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan agresi. Sekarang ini mereka mundur karena mereka ditaklukkan. Ini sejalan dan sejajar dengan kemenangan militer Suriah.”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Minggu (22/7) mengatakan bahwa ia mendukung evakuasi pada malam sebelumnya sebagai suatu langkah kemanusiaan.
Netanyahu mengatakan, "Pada saat bersamaan, kami tidak berhenti bertindak di Suriah dalam melawan upaya-upaya Iran untuk membangun keberadaan militernya di sana. Kami juga beroperasi di bagian selatan. Akhir pekan ini kami memberi pukulan dahsyat terhadap Hamas, dan jika diperlukan, kami akan menghantam mereka tujuh kali lipat.”
Netanyahu menuduh Iran mendirikan kubu-kubu pertahanan di Suriah, di mana dari tempat itu Iran akan dapat melancarkan serangan terhadap Israel, mirip dengan yang diluncurkan oleh Hamas dari Jalur Gaza. Teheran telah membantah memiliki markas apapun di Suriah. Tetapi ada kekhawatiran yang luas mengenai upaya-upaya Iran untuk menanamkan pengaruhnya di kawasan tersebut.
Yaakov Lappin, peneliti di pusat kajian Begin-Sadat Center for Strategic Studies, Israel, mengemukakan, "Menurut saya Iran akan memanfaatkan fakta bahwa pihaknya, menang dalam berupaya dan berkubu di Suriah seperti yang dilakukannya di Irak, di Lebanon, di Yaman dan di tempat-tempat lainnya.
"Perang Suriah telah memasuki tahun kedelapan dan tidak terlihat tanda-tanda akan berakhir," jelasnya.
Lappin dari Begin-Sadat Center for Strategic Studies menambahkan, "Jadi menurut saya Suriah akan memasuki fase yang lebih sulit diprediksi, dan kemungkinan sangat dipenuhi kekerasan karena penyebab nyata perang ini belum diatasi. Suriah masih dipimpin oleh rezim minoritas, yang didukung oleh kekuatan-kekuatan asing, yang menindas mayoritas populasi.”
Evakuasi anggota White Helmets merupakan intervensi pertama semacam ini oleh Israel dalam perang saudara di Suriah. Para relawan dan keluarga mereka akan ditahan di sebuah kawasan terbatas di Yordania, sambil menunggu untuk ditempatkan di Amerika Serikat, Kanada dan Inggris mengingat “ancaman terhadap nyawa mereka.” [uh/lt]