Sedikitnya 23 orang tewas dalam serangan udara Israel, Kamis malam (22/2). Mayat mereka mulai dibawa ke sebuah rumah sakit di pusat kota Gaza dalam kantong-kantong mayat, sementara keluarga dan orang-orang yang mencintai mereka berkumpul dan menangis tersedu sedan.
Serangan udara sebelumnya di bagian selatan dan tengah kota itu telah menewaskan 48 orang, sebagian di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Jumlah korban tewas dalam 24 jam terakhir ini mencapai 71 orang. Namun Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan jumlah ini masih dapat meningkat.
Mayat para korban dibawa ke RS Al Aqsa Martyrs di Deir Al-Balah.
Sementara itu, ketegangan meningkat di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana tiga orang bersenjata melepaskan tembakan pada Kamis pagi di sebuah jalan dekat pos pemeriksaan, menewaskan satu orang Israel dan melukai setidaknya lima orang. Dua penyerang tewas di tangan polisi, sementara penyerang ketiga ditemukan dalam suatu penggeledahan dan ditahan.
Para diplomat Eropa meningkatkan seruan gencatan senjata, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan memburuknya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola oleh Hamas, mengatakan hingga hari Jumat (23/2) lebih dari 29.000 warga Palestina tewas dalam berbagai serangan Israel ke wilayah kantong itu. Tujuh puluh persen diantaranya adalah perempuan dan anak-anak. Sementara 70.000 lainnya luka-luka.
Israel melancarkan serangan ke Gaza sebagai pembalasan terhadap serangan kelompok militan Hamas ke selatan Israel pada 7 Oktober lalu yang menewaskan 1.200 orang. Hamas juga menculik sekitar 250 orang lainnya, yang sebagian telah dibebaskan dalam gencatan senjata bulan November lalu. [em/lt]