Pasukan Israel membombardir Gaza selatan pada Selasa (2/7), dan melawan militan setelah sebelumnya sempat memerintahkan warga Palestina untuk meninggalkan daerah dekat perbatasan Israel dan Mesir yang terkepung.
Para saksi melaporkan adanya serangan bom yang intens dan tembakan yang keras di sekitar Khan Younis, kota utama di selatan Gaza di mana pasukan Israel mundur pada awal April setelah pertempuran sengit selama berbulan-bulan.
Seorang sumber di kota itu mengatakan penembakan tersebut menewaskan delapan orang dan melukai lebih dari 30 lainnya.
Pengeboman itu terjadi setelah adanya serangan roket ke Israel selatan yang diklaim dilakukan oleh kelompok militan Jihad Islam, yang berperang bersama Hamas.
Hal itu diikuti dengan perintah untuk mengevakuasi sebagian besar wilayah timur Kota Khan Yunis dan Rafah, termasuk Kota Al-Qarara dan Bani Suhaila.
Warga Bani Suhaila, Ahmad Najjar, mengatakan perintah evakuasi Israel memicu terjadinya "ketakutan dan kecemasan ekstrem", dan "terjadinya pengungsian massal".
Pertempuran sengit berlangsung selama enam hari berturut-turut setelah perintah evakuasi serupa dikeluarkan pada pekan lalu untuk distrik Shujaiya di Kota Gaza.
Seorang koresponden AFP melaporkan penembakan artileri di wilayah utara pada Selasa, dan para saksi mengatakan baku tembak terus berlanjut.
Militer menyatakan bahwa pasukan mereka sedang beroperasi di Shujaiya, Gaza Tengah, dan Rafah, di mana pesawat melakukan serangan udara dan tentara "menghadang kelompok teroris bersenjata" dalam kendaraan mereka dan menghabisi mereka.
Selama sehari terakhir, Angkatan Udara Israel “menyerang sekitar 30 sasaran teror” di Gaza, kata sebuah pernyataan militer.
Di Shujaiya, militan Palestina “dibasmi dan puluhan lokasi infrastruktur teroris di atas dan di bawah tanah dibongkar, termasuk terowongan”, tambahnya.
BACA JUGA: Jubir PBB Soroti Sulitnya Salurkan Bantuan ke GazaDi Gaza Tengah, para saksi melaporkan serangan yang menghantam kamp pengungsi Nuseirat di mana Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan setidaknya satu orang tewas, seorang anak.
Wilayah lain di Jalur Gaza terguncang akibat pertempuran yang hampir mencapai sembilan bulan setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Diskusi yang berlangsung berbulan-bulan untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera hanya menghasilkan sedikit kemajuan, bahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini menyatakan bahwa fase perang yang intens telah mereda.
"Kami mendengar Israel mengatakan ada penurunan signifikan dalam operasi mereka di Gaza," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin. [ah/rs]