Militer Israel, Selasa (30/1) mengatakan mereka “menetralisasi” tiga militan di Tepi Barat yang diduduki. Salah seorang militan itu memiliki hubungan dengan Hamas dan merencanakan serangan yang terinspirasi oleh serbuan Hamas pada 7 Oktober yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang.
Pernyataan militer Israel itu mengatakan para militan bersembunyi di sebuah rumah sakit di Jenin.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan pasukan Israel menembak mati ketiga pria tersebut setelah menyerbu rumah sakit Ibnu Sina di Jenin. Israel telah menewaskan sekitar 370 orang di Tepi Barat sejak 7 Oktober.
Di Jalur Gaza, serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 26.600 orang, dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan membuat hampir 85 persen penduduk wilayah itu mengungsi.
Bantuan untuk Palestina
Dua puluh kelompok bantuan internasional, Senin (29/1) menyatakan dukungannya untuk badan bantuan PBB untuk, ketika beberapa negara donor utama menangguhkan bantuan menyusul tuduhan Israel bahwa belasan staf badan tersebut mungkin terlibat dalam serangan teror tanggal 7 Oktober di Israel.
“Penangguhan pendanaan oleh negara-negara donor akan berdampak pada bantuan penyelamatan jiwa bagi lebih dari 2 juta warga sipil, lebih dari setengahnya adalah anak-anak, yang bergantung pada bantuan UNRWA di Gaza,” kata kelompok bantuan tersebut, menggunakan singkatan dari U.N. Reliefs and Works Agency (Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB).
Save the Children, ActionAid, Dewan Pengungsi Norwegia, Oxfam dan American Friends Service Committee termasuk di antara kelompok yang menandatangani pernyataan tersebut.
Pembekuan pendanaan
Uni Eropa, yang merupakan donor terbesar ketiga yang memberikan lebih dari $114 juta (hampir 1,8 triliun rupiah) pada tahun 2022, memperkirakan tidak akan ada pendanaan baru untuk UNRWA sebelum akhir Februari, dan mereka ingin melakukan audit terhadap lembaga bantuan tersebut.
UE mengatakan akan terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat melalui organisasi-organisasi mitranya.
Setidaknya 10 negara, yang menyumbang sekitar 60 persen dana untuk UNRWA, telah menangguhkan bantuan. Negara-negara itu antara lain Amerika Serikat, Australia, Inggris, Kanada, Finlandia, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, dan Swiss.
Pembicaraan tentang sandera
Perselisihan mengenai pendanaan UNRWA terjadi ketika dua pejabat senior Amerika mengatakan bahwa para perunding dilaporkan hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan menghentikan pertempuran Israel-Hamas selama dua bulan dan mengarah pada pembebasan sekitar 100 sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza.
Ketentuan-ketentuan yang muncul dalam perjanjian tersebut akan menyerukan pembebasan para sandera perempuan, lanjut usia dan yang terluka dalam fase 30 hari pertama, namun rincian mengenai pembebasan para sandera laki-laki masih belum jelas. Kesepakatan yang tertunda juga menyerukan Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Lebih dari 100 sandera dibebaskan pada akhir November dalam gencatan senjata selama seminggu dengan imbalan pembebasan 240 warga Palestina yang dipenjara oleh Israel. Sejak itu, pertempuran terus terjadi tanpa henti, dan tidak ada lagi sandera yang dibebaskan. [lt/ab]
Koresponden VOA di PBB, Margaret Besheer, berkontribusi untuk laporan ini. Sebagian informasi untuk laporan berasal dari The Associated Press, Agence France-Presse dan Reuters