Seorang juru bicara Deplu AS Jen Psaki mengatakan masih ada perbedaan pandangan, tetapi kedua pihak bertekad memperkecilnya.
Perundingan-perundingan Israel dan Palestina telah diadakan untuk malam kedua berturut-turut, yang disebut oleh Departemen Luar Negeri Amerika "usaha yang sangat giat untuk menyelesaikan perselisihan mereka."
Dalam pernyataan Senin (7/4) malam, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Jen Psaki mengatakan Amerika membantu memperlancar pertemuan itu atas permohonan kedua pihak.
Dia mengatakan masih ada perbedaan pandangan, tetapi baik Israel maupun Palestina bertekad untuk memperkecilnya.
Amerika mengatakan sebelumnya bahwa satu babak perundingan hari Minggu lalu adalah "sungguh-sungguh dan konstruktif."
Usaha Amerika untuk memperpanjang pembicaraan perdamaian meliwati batas waktu akhir April macet pekan lalu setelah Israel tidak mau melaksanakan pembebasan tahanan dan Palestina menghidupkan kembali usaha yang dipertentangkan untuk memperoleh pengakuan PBB sebagai negara Palestina.
Setelah pembicaraan menghadapi jalan buntu, Menteri luar Negeri Amerika John Kerry menyuarakan ketidak-sabaran terhadap kedua pihak, dengan mengatakan Amerika Serikat akan mempertimbangkan kembali perannya sebagai penengah.
Dalam pernyataan Senin (7/4) malam, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Jen Psaki mengatakan Amerika membantu memperlancar pertemuan itu atas permohonan kedua pihak.
Dia mengatakan masih ada perbedaan pandangan, tetapi baik Israel maupun Palestina bertekad untuk memperkecilnya.
Amerika mengatakan sebelumnya bahwa satu babak perundingan hari Minggu lalu adalah "sungguh-sungguh dan konstruktif."
Usaha Amerika untuk memperpanjang pembicaraan perdamaian meliwati batas waktu akhir April macet pekan lalu setelah Israel tidak mau melaksanakan pembebasan tahanan dan Palestina menghidupkan kembali usaha yang dipertentangkan untuk memperoleh pengakuan PBB sebagai negara Palestina.
Setelah pembicaraan menghadapi jalan buntu, Menteri luar Negeri Amerika John Kerry menyuarakan ketidak-sabaran terhadap kedua pihak, dengan mengatakan Amerika Serikat akan mempertimbangkan kembali perannya sebagai penengah.