Israel mengonfirmasi bahwa pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, yang merupakan dalang serangan 7 Oktober 2023 ke Israel, telah tewas terbunuh di Gaza.
Dalam pernyataan pers hari Kamis (17/10), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, “Kepada penduduk Gaza, saya katakan: Sinwar telah menghancurkan hidup Anda. Ia mengatakan bahwa ia adalah seekor singa, tapi kenyataannya ia bersembunyi di sebuah gua yang gelap – dan ia terbunuh ketika melarikan diri dalam kepanikan dari tentara kami. Pemusnahannya merupakan tonggak penting dalam kemunduran pemerintahan Hamas yang jahat. Saya ingin katakan sekali lagi dengan sejelas mungkin: Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza.”
Melalui pernyataan resmi tertulis, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut kematian Sinwar sebagai “hari yang baik bagi Israel, Amerika Serikat dan dunia.”
Biden mengatakan, “dengan bantuan intelijen Amerika Serikat, pasukan pertahanan Israel tanpa henti memburu para pemimpin Hamas, mengusir mereka dari tempat persembunyian dan memaksa mereka melarikan diri.”
Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, yang sedang mendampingi Biden dalam perjalanan menuju Jerman, hari Kamis, menyatakan, “Hilangnya (Sinwar) dari medan tempur memang memberikan kesempatan untuk menemukan jalan keluar yang dapat membawa pulang para sandera, mengakhiri perang, dan membawa kita ke skenario pascaperang. Tentu masih ada aktor Hamas lain yang perlu diadili, dan ada sandera, termasuk warga Amerika, yang masih ditawan oleh teroris, kita harus menghadapi semua itu, tetapi kami yakin ada peluang baru yang ingin kami manfaatkan.”
Sementara itu, belum ada tanggapan resmi dari Hamas, tapi sejumlah sumber di dalam kelompok tersebut mengatakan bahwa sejumlah indikasi menunjukkan bahwa Sinwar telah tewas dalam operasi militer Israel di daerah Tal El Sultan, di Gaza selatan.
Al-Majd, situs web yang terkait dengan Hamas, yang biasanya menerbitkan isu-isu keamanan, mendesak warga Palestina untuk menunggu informasi tentang Sinwar dari kelompok itu sendiri, bukan dari media Israel, yang menurutnya bertujuan untuk menghancurkan semangat mereka.
Para pengungsi Gaza di Khan Younis menilai kematian Sinwar tidak akan menghasilkan gencatan senjata.
Thabet Amour mengatakan, “Mungkin ini memang akan meningkatkan pengaruh politik Netanyahu, tapi ini tidak akan menghentikan rakyat Palestina untuk melanjutkan perlawanan mereka sampai hak mereka untuk menentukan nasib sendiri (terwujud).”
“Saya rasa ini tidak akan memengaruhi gencatan senjata, dan itu terbukti, karena (pemimpin Hizbullah) Hassan Nasrallah saja tewas dibunuh pada awal perang di Lebanon, tapi (sampai sekarang) perang di Lebanon masih berlangsung,” jelasnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Sementara di Ashdod, Israel, warga terdengar bersorak-sorai dan bertepuk tangan setelah militer Israel mengonfirmasi kabar kematian Sinwar. Hal itu terekam dalam video amatir yang telah dikonfirmasi kebenarannya oleh kantor berita Reuter.
Orang tua Omer Neutra, warga Israel-Amerika yang masih ditawan Hamas di Gaza, pada Kamis meminta pemerintah Israel untuk “melakukan segalanya yang diperlukan” untuk mencapai kesepakatan pembebasan para sandera, usai kematian Sinwar.
Orna Neutra, ibu sandera, mengatakan, “Ini adalah perkembangan yang kritis dan cepat berubah karena berkaitan dengan para sandera. Nyawa mereka kini dalam bahaya yang lebih besar dari sebelumnya. Kami menyerukan kepada pemerintah Israel dan AS untuk bertindak cepat dan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan dengan para penculik.”
Sebelumnya, militer Israel membenarkan kabar kematian Sinwar melalui unggahan di platform X.
Kepolisian Israel memeriksa bukti gigi dan DNA untuk menentukan apakah Sinwar, target utama Israel, telah terbunuh.
Kematiannya menjadi dorongan besar bagi militer Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah serangkaian pembunuhan terhadap para pemimpin terkemuka musuh-musuhnya dalam beberapa bulan terakhir. [rd/ab]