Israel Sambut Rencana Pemindahan Kedubes Guatemala ke Yerusalem

Presiden Guatemala Jimmy Morales dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjabat tangan saat menyampaikan pernyataan ke media setelah pertemuan di Yerusalem, 29 November 2016.

Israel menyambut keputusan Guatemala untuk mengikuti langkah Amerika Serikat memindahkan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Tuhan memberkati Anda, kawanku, Presiden Morales," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan, merujuk pada Presiden Guatemala Jimmy Morales. "Negara-negara lain akan mengakui Yerusalem dan memindahkan kedutaan mereka. Negara kedua telah mengumumkannya dan saya katakan: akan ada yang lain- lain." Netanyahu mengatakan hal itu di Twitter, "Ini baru permulaan dan ini penting."

Sementara itu, pihak berwenang Palestina mencela keputusan tersebut.

"Ini tindakan memalukan dan ilegal yang bertentangan dengan keinginan para pemimpin gereja di Yerusalem" dan resolusi Majelis Umum PBB yang mengecam pengakuan Amerika, kata Kementerian Luar Negeri Palestina dalam sebuah pernyataan.

Presiden Morales membuat pengumuman tersebut, Minggu (24/12), setelah mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang rencana tersebut melalui telepon.

"Kami berbicara tentang hubungan baik kami sejak Guatemala mendukung pembentukan Negara Israel. Salah satu isu yang paling relevan adalah pemindahan Kedutaan Besar Guatemala ke Yerusalem," tulis Morales dalam akun Facebook.

Guatemala adalah satu dari hanya sembilan negara yang memberikan suara menentang resolusi Majelis Umum PBB minggu lalu yang mengecam pengakuan Presiden Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Trump berencana akan memindahkan Kedutaan Besar Amerika ke sana.

Israel menyebut tindakan Guatemala itu "berani." Morales tidak memberikan jadwal kapan kedutaan Guatemala akan pindah ke sana.

Israel menyatakan seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya dan tidak terbagi, sementara Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan.

Orang-orang Palestina dan sebagian besar masyarakat internasional mengatakan bahwa status Yerusalem harus diselesaikan sebagai bagian dari perundingan damai.

Pemerintahan Presiden Trump mengatakan, mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel adalah "cerminan realitas" dan bahwa lokasi kedutaan Amerika itu tidak ada kaitannya dengan komitmen Amerika terhadap solusi dua negara di Timur Tengah. [sp/ii]