Israel mengatakan telah setuju untuk memperpanjang gencatan senjata dengan Hamas setidaknya untuk satu hari lagi.
Pasukan Pertahanan Israel mencuit dalam bahasa Ibrani bahwa “mengingat upaya mediator untuk melanjutkan proses pembebasan orang-orang yang diculik dan berdasarkan pada ketentuan dalam perjanjian, gencatan senjata akan dilanjutkan.”
Pernyataan ini muncul sekitar 15 menit sebelum gencatan seharusnya akan berakhir.
Israel dikabarkan tidak puas dengan daftar sandera yang akan dibebaskan, yang diajukan Hamas untuk mendapatkan perpanjangan itu.
Hamas mengatakan Israel telah menolak tawarannya mengenai sandera tujuh perempuan dan anak-anak dan mayat tiga militan lainnya yang disebut Hamas tewas dalam bombardemen Israel. Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kesepuluh orang itu saja yang berada di bawah kontrol mereka.
Hamas membebaskan 16 sandera pada Rabu, hari keenam gencatan senjata antara para pihak yang berperang, sementara para perunding berupaya memperpanjang jeda pertempuran dan membebaskan lebih banyak lagi sandera dengan imbalan pembebasan orang-orang Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Lima perempuan Israel, tiga anak-anak dan dua lelaki muda dibebaskan bersama dengan empat warga negara Thailand. Hamas telah membebaskan dua perempuan Rusia keturunan Israel, masing-masing berusia 50 dan 73, dalam pembebasan terpisah sebelumnya. Kamis pagi, Israel membebaskan 30 orang Palestina dari penjara-penjaranya sebagai imbalan pembebasan sandera, termasuk di antaranya Ahed Tamini, seorang aktivis terkemuka.
Beberapa jam sebelum gencatan itu seharusnya berakhir, Hamas mengisyaratkan bahwa proposal Israel untuk kembali memperpanjang gencatan itu tidak cukup.
BACA JUGA: Menlu Retno di DK PBB: Saya Tak Paham Statement Macam Apa yang Disampaikan Netanyahu“Apa yang diusulkan dalam pembahasan untuk memperpanjang gencatan bukanlah yang terbaik,” kata seorang sumber kepada kantor berita AFP. Ia menambahkan bahwa pembicaraan itu difokuskan pada perpanjangan jeda “dua hari lagi atau lebih.”
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Israel. Sebelumnya, ia mengatakan kepada para wartawan di Brussels bahwa perpanjangan gencatan itu “berarti lebih banyak lagi sandera yang akan pulang ke rumah, lebih banyak bantuan (kemanusiaan) akan sampai” untuk membantu para pengungsi Palestina di Gaza.
“Jelas, ini sesuatu yang kami inginkan,” kata Blinken. “Saya yakin ini juga hal yang diinginkan Israel. Mereka juga sangat berfokus dalam membawa pulang warga mereka.”
Seorang pejabat Israel mengatakan kepada the Washington Post bahwa gencatan itu mungkin diperpanjang dua atau tiga hari, tetapi penghentian pertempuran lebih lanjut tidak akan “mengarah ke gencatan senjata permanen.”
Pejabat itu mengatakan bahwa “tujuan untuk menyingkirkan Hamas dari kekuasaannya di Gaza” masih menjadi tujuan utama negara Yahudi itu setelah serangan mendadak Hamas 7 Oktober di Israel Selatan menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang. Sebagai tanggapannya, bombardemen udara dan serangan darat oleh Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 15 ribu orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikendalikan Hamas.
Pasukan Pertahanan Israel pada Rabu mengatakan bahwa Letjen Herzi Halevi, Kepala Staf Angkatan Darat Israel, telah menyetujui rencana “dilanjutkannya pertempuran” di Gaza setelah jeda berakhir. [uh/ab]