Israel Terus Serang Gaza Saat Ancaman Perang Meluas

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel terhadap sebuah rumah, di tengah konflik Israel-Hamas, di Kota Gaza, 12 Agustus 2024. (Ayman Al Hassi/REUTERS)

Pasukan Israel terus melakukan penyerangan di dekat kota Khan Younis di Gaza selatan, Senin (12/8). Serangan tersebut dilakukan di tengah desakan internasional bagi Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan guna menghentikan pertempuran di Gaza dan mencegah terjadinya konflik regional yang lebih luas dengan Iran dan proksinya.

Petugas medis Palestina melaporkan bahwa serangan militer Israel di berbagai area Khan Younis, Senin (12/8) menewaskan tidaknya 16 orang, dan beberapa lainnya terluka. Sementara itu, banyak keluarga dan pengungsi terpaksa meninggalkan daerah tersebut akibat perintah evakuasi baru yang mengharuskan mereka untuk mengosongkan wilayah yang terancam.

Ketika pertempuran terus berlanjut di beberapa wilayah Jalur Gaza, Hamas mengatakan skeptis terhadap putaran terakhir perundingan yang dimediasi Mesir dan Qatar yang akan diadakan pada Kamis pekan ini. Kelompok tersebut menyebut belum melihat tanda-tanda pergerakan dari pihak Israel.

BACA JUGA: Israel Perluas Perintah Evakuasi di Gaza Selatan

Kelompok tersebut, Minggu (11/8) menyatakan mediator harus mendesak Israel menerima usulan gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden, yang telah disetujui Hamas. Mereka menekankan pentingnya hal tersebut daripada melanjutkan negosiasi atau usulan baru yang mungkin melindungi tindakan agresi pendudukan.

Dua sumber yang terkait dengan Hamas mengungkapkan kepada Reuters bahwa kelompok tersebut yakin seruan terbaru untuk perundingan telah disepakati dengan Israel sebelumnya, dengan tujuan menghindari balasan dari Iran dan Hizbullah atas pembunuhan kepala Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan seorang pemimpin senior Hizbullah di Lebanon.

"Ini merupakan penolakan yang cukup ringan. Jika Hamas menerima rencana yang layak dan Israel merespons positif terhadap usulan tersebut, situasinya bisa berubah. Namun, hingga saat ini, Hamas yakin bahwa Netanyahu tidak serius dalam mencapai kesepakatan," ujar seorang pejabat Palestina yang terlibat dalam upaya mediasi.

Warga Palestina memeriksa sebuah rumah di Kota Gaza, yang terkena serangan Israel, 12 Agustus 2024. (Ayman Al Hassi/REUTERS)

Reaksi Hamas terhadap perundingan muncul saat persiapan untuk konfrontasi berskala lebih besar semakin intensif. Washington telah memesan kapal selam berpeluru kendali untuk dikirim ke Timur Tengah, sementara kelompok angkatan laut yang dipimpin oleh kapal induk USS Abraham Lincoln akan segera dikerahkan ke wilayah tersebut.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menginformasikan kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin bahwa Iran sedang mempersiapkan serangan militer besar-besaran terhadap Israel, menurut laporan Barack Ravid, seorang reporter Axios News yang dikenal memiliki sumber informasi terpercaya, di Twitter.

Israel telah mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan besar sejak bulan lalu, setelah serangan rudal yang menewaskan 12 anak muda di Tepi Barat yang diduduki. Israel merespons serangan itu dengan membunuh seorang komandan senior Hizbullah di Beirut.

Sehari setelah operasi tersebut, Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, dibunuh di Teheran, yang memicu ancaman balas dendam dari Iran terhadap Israel.

Potensi eskalasi itu menyoroti betapa parahnya kekacauan yang melanda Timur Tengah akibat perang di Gaza, yang kini telah berlangsung selama 11 bulan. [ah/es]