Pidato kenegaraan pada tahun pemilu ini memberi Presiden Joe Biden satu jam sorotan atas upayanya untuk terpilih kembali, sehingga dia dapat memuji kinerjanya pada isu-isu yang menjadi perhatian para pemilih, seperti ekonomi, imigrasi, hak-hak reproduksi, dan bantuan untuk Ukraina dan Israel, serta di atas semua itu, penggantinya jika dia kalah.
Semua ini adalah hal-hal yang sulit bagi presiden mana pun. Namun Biden juga menghadapi penentangan atas sesuatu yang tidak dapat diubahnya.
“Masyarakat Amerika masih mengkhawatirkan usia Biden, dan menurut saya, ini adalah tantangan utama yang harus dia lalui sementara juga meyakinkan pemilih bahwa dia layak dipilih kembali," ujar Chris Jackson, wakil presiden di lembaga jajak pendapat Ipsos.
John Kirby, penasihat komunikasi keamanan nasional Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden Biden akan fokus pada sejumlah isu.
“Dia sangat menantikan kesempatan untuk berbicara dengan rakyat Amerika, dengan Kongres, dan sejujurnya, dengan dunia tentang semua hal luar biasa yang telah dicapainya dalam tiga setengah tahun masa jabatannya sebagai presiden Amerika Serikat: mulai dari ekonomi, pendidikan, layanan kesehatan, dan lapangan kerja. Selain itu, dia benar-benar telah memulihkan kepemimpinan Amerika di panggung dunia," katanya kepada VOA.
Para analis kepresidenan mengatakan pidato Biden akan berpusat pada kebijakan, tetapi pengaruhnya akan tergantung pada cara penyampaian dan interaksi dengan khalayaknya.
BACA JUGA: Biden Dinyatakan 'Sehat, Aktif, dan Kuat' dalam Pemeriksaan Kesehatan Terbaru“Saya pikir dia senang berada di DPR dan bergaul dengan anggota Kongres. Puncak dari pengalaman pidato kenegaraannya adalah saat-saat ketika Partai Republik dengan kasar menyelanya selama pidatonya – bahkan meneriakinya – dan dia menanggapinya dengan sigap, dan humor yang merupakan ironi yang cukup efektif," ujar Jeremi Suri, profesor sejarah di Universitas Texas di Austin.
Para analis kebijakan luar negeri memperkirakan Biden akan menyoroti konflik di Gaza, dan menunjukkan bahwa dia telah mengundang kerabat warga Amerika yang disandera oleh Hamas untuk menghadiri pidato pada Kamis malam waktu Amerika tersebut.
“Pidato-pidato kenegaraan sebelumnya lebih condong ke isu-isu dalam negeri. Tentu saja, ada komponen domestik dalam situasi kebijakan luar negeri, khususnya konflik di Timur Tengah. Namun hal ini pasti akan menyita banyak perhatian Presiden Biden, karena isu yang sama juga ada dalam benak masyarakat," tutur Merissa Khurma, Direktur Program Timur Tengah Wilson Center.
Your browser doesn’t support HTML5
Berbagai lembaga jajak pendapat menyatakan bahwa ada orang lain yang juga ada dalam benak para pemilih, seperti diungkapkan oleh Chris Jackson dari lembaga jajak pendapat Ipsos.
“Bagi Biden, kuncinya adalah menunjukkan bahwa dia bisa memenangkan pemilu melawan Trump. Itu benar-benar hal utama yang harus dia tunjukkan, bahkan lebih dari apa pun, termasuk apakah dia telah melakukan pekerjaan dengan baik di bidang perekonomian atau imigrasi atau isu-isu lainnya," katanya.
Biden mendapat kesempatan untuk menjawab semua itu pada Kamis malam ini waktu Amerika atau Jumat pagi waktu Indonesia. [lt/ab]