Isu Ukraina Dominasi KTT Uni Eropa

Para pemimpin negara-negara Uni Eropa membahas krisis di Ukraina dan mempertimbangkan keanggotaan Ukraina dalam Uni Eropa pada KTT yang diadakan di Paris, Prancis hari Kamis (10/3).

Ukraina mendominasi pertemuan puncak dua hari Uni Eropa di luar kota Paris, di mana para pemimpin membahas cara-cara untuk menyudahi hubungan energi mereka dengan Rusia, menopang pertahanan dan mempertimbangkan permohonan keanggotaan Ukraina.

Uni Eropa tidak mengikuti langkah Amerika untuk segera melarang impor minyak dan gas Rusia. Tetapi para pemimpin Uni Eropa, yang sedang melangsungkan pertemuan di Versailles, di luar Paris, berusaha menyudahi ketergantungan energi blok itu pada Rusia sesegera mungkin sebagai bagian dari dorongan otonomi yang lebih luas, termasuk dalam pertahanan Eropa.

Menjelang KTT, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte membahas tantangan-tantangan itu.

“Saya tidak akan meminta untuk menghentikan pasokan minyak dan gas kami hari ini dari Rusia. Ini mustahil karena kami membutuhkan pasokan itu. Hal ini merupakan kebenaran yang tidak menyenangkan. Tetapi kita bisa berbuat lebih banyak untuk menjalankan agenda hijau (agenda yang lebih ramah lingkungan.red), untuk mendekarbonisasi ekonomi kita, juga dengan memanfaatkan semua reformasi dalam paket hijau Eropa sebagaimana yang telah disepakati sebelumnya.”

BACA JUGA: Seberapa Besar Dampak Larangan Impor Energi Rusia?

Komisi Eropa – badan eksekutif Uni Eropa – telah menjabarkan berbagai langkah ke arah ini, yang mencakup pemotongan impor gas dari Rusia hingga dua per tiga tahun ini.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, “Seperti yang kita lihat, Rusia telah menggunakan energi selama sebulan terakhir – atau bahkan bisa dikatakan bertahun-tahun – untuk melakukan tekanan; tidak hanya pada Ukraina, tetapi juga Uni Eropa. Dan kita sekarang benar-benar bertekad untuk menyudahi ketergantungan gas (kepada) Rusia.”

Para pemimpin Uni Eropa berpose di Chateau de Versailles (Istana Versailles) dekat Paris, pada KTT untuk membahas invasi Rusia di Ukraina hari Kamis (10/3).

Sebastian Maillard di Jacques Delors Institute, sebuah kelompok pengkajian yang berbasis di Paris, mengatakan ini juga soal prinsip-prinsip Eropa. “Kita setiap hari membeli gas dan batu bara Rusia, yang berarti membiayai perang melawan Ukraina,” ujarnya.

Dorongan otonomi Uni Eropa dapat menjadi keuntungan bagi energi terbarukan. Tetapi sebagian orang masih khawatir Eropa dapat menangguhkan pencapaian tujuan iklim yang ambisius dengan lebih mengandalkan energi yang menimbulkan polusi seperti batubara, setidaknya untuk jangka pendek. Hal ini bisa menjadi kasus seperti Jerman dan Polandia misalnya, yang sangat tergantung pada minyak dan gas Rusia.

BACA JUGA: Departemen Kehakiman AS Bentuk Satuan Tugas untuk Menarget Oligarki Rusia

Menahan dampak sanksi terhadap Rusia juga akan menjadi kunci. Presiden Prancis Emmanuel Macron pekan lalu mengingatkan negaranya bahwa konsumen dan bisnis Eropa akan membayar biaya pemanas dan biaya energi lain yang lebih tinggi.

Analis Martin Quencez di German Marshall Fund mengatakan Eropa harus mengambil tindakan tegas untuk mengurangi dampak itu. “Jika tanggapan Uni Eropa tidak cukup kuat, hal ini akan mempengaruhi kemampuan memilih sanksi baru yang tepat dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.”

Para pemimpin Uni Eropa juga akan mengkaji permohonan Ukraina, Georgia dan Moldova untuk bergabung dengan blok yang beranggotakan 27 negara itu. Proses itu dapat memakan waktu bertahun-tahun. [em/lt]