Italia Desak Iran untuk Hentikan Eksekusi dan Mulai Berdialog dengan Demonstran

Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani menghadiri sebuah pertemuan di gedung Dewan Eropa di Brussels, Belgia, pada 12 Desember 2022. (Foto: AP/Virginia Mayo)

Iran harus menghentikan eksekusi dan hukuman bagi para demonstran dan harus membuka dialog dengan mereka, demikian kata Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani, pada Rabu (28/12), setelah memanggil duta besar Iran.

Tajani mengatakan hukuman mati terhadap orang-orang yang turut serta dalam demonstrasi atau perempuan yang menolak mengenakan hijab merupakan bentuk hukuman yang tidak adil dan tidak dapat diterima.

BACA JUGA: RUU Anggaran AS Cakup Sanksi Bagi Mereka yang Intimidasi dan Awasi Warga Iran

“Membuka hijab atau ikut serta dalam protes bukanlah merupakan kejahatan yang dapat berujung pada hukuman mati di mana saja di dunia ini,” katanya.

Kerusuhan di seluruh negara meletup di Iran sejak tiga bulan lalu. Serangkaian aksi protes tersebut dipicu oleh kematian Mahsa Amini, perempuan Kurdi berusia 22 tahun yang tewas dalam tahanan polisi moral Iran. Amini ditangkap oleh polisi moral yang mengatur hukum berpakaian wajib di Republik Islam itu.

Protes itu menandai salah satu penentangan paling berani terhadap kepemimpinan Iran sejak revolusi tahun 1979 dan telah menarik keikutsertaan semua warga Iran.

BACA JUGA: Keluarga Mantan Pesepak Bola Iran Diinterogasi Setelah Penerbangan Mereka Dialihkan

Pihak berwenang Iran menumpas protes-protes yang berlangsung secara kejam, yang menurut mereka adalah kekacauan yang dihasut oleh musuh-musuh asing.

Iran mengeksekusi dua demonstran pada awal bulan ini. Mereka adalah Mohsen Shekari, 23, yang dituduh memblokir jalan utama pada September lalu serta mencederai anggota pasukan Basij dengan pisau, juga Majid Reza Rahnavard, 23, yang dituduh menikam dua anggota Basij. [jm/rs]