Jakarta Bersaing dengan Beijing untuk Jadi Kantor Pusat AIIB

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (tengah). (Foto: Dok)

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia beraspirasi menjadikan Jakarta tempat kantor pusat Bank Investasi Infrastruktur Asia, lembaga regional baru yang fokus pada infrastruktur.

Pemerintah akan berusaha menjadikan Jakarta sebagai kantor pusat Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB), menurut Menteri Keuangan Senin (23/3), meski peminjam multilateral baru itu dipimpin oleh China dan Beijing ingin menjadi tuan rumah.

Sejumlah negara telah mengatakan akan berpartisipasi dalam AIIB. Bank baru ini dijadwalkan akan mulai beroperasi pada akhir tahun.

“Merupakan aspirasi kami agar kantor pusat ada di Jakarta, tapi tentu saja kami akan harus bersaing dengan Beijing untuk itu,” ujar Bambang Brodjonegoro, di sela-sela Konferensi Investasi Asia Credit Suisse di Hong Kong.

Bambang, menyuarakan pernyataan baru-baru ini dari Menteri Keuangan China, Lou Jiwei, mengatakan bahwa kebutuhan infrastruktur di Asia tak terbatas dan AIIB akan melengkapi Bank Pembangunan Asia (ADB), yang fokus pada pembangunan dan pendidikan, selain infrastruktur.

“AIIB hanya akan fokus pada infrastruktur,” ujarnya.

Sedikitnya 35 negara akan bergabung dengan AIIB pada tenggat 31 Maret, menurut kepala interim bank tersebut, Jin Liqun, Minggu.

India, Indonesia dan Selandia Baru telah menunjukkan ketertarikan untuk bergabung dengan bank itu, ujarnya dalam sebuah konferensi di Beijing, menyusul permintaan dari Inggris, Perancis, Italia dan Luksemburg untuk menjadi anggota pendiri.

Amerika Serikat, khawatir dengan peningkatan diplomasi China, telah mempertanyakan apakah AIIB memiliki standar-standar memadai mengenai tata kelola dan perlindungan lingkungan dan sosial.