Jaksa Agung Amerika William Barr hari Kamis (4/6) membela pasukan keamanan yang menembakkan bola merica terhadap para demonstran damai secara jelas dari sebuah taman di depan Gedung Putih sebelum Presiden Donald Trump melintasinya untuk kesempatan berfoto.
Kepala Departemen Kehakiman itu telah memerintahkan perluasan perimeter keamanan di sekitar Taman Lafayette, Senin, sebelum Trump berjalan ke Gereja Episkopal Santo Yohanes yang penuh kerusuhan dengan para pembantunya termasuk Barr dan Menteri Pertahanan Mark Esper.
“Presiden adalah kepala cabang eksekutif dan kepala negara, dan harus bisa berjalan di luar Gedung Putih dan berjalan ke seberang jalan ke gereja itu,” kata Barr.
BACA JUGA: Mantan Menhan Tuduh Trump Hendak 'Memecah AS'Namun, dia mengatakan kepada para wartawan bahwa keputusan untuk membersihkan taman dan memperluas pagar pembatas di sekitar Gedung Putih telah dibuat sebelum keputusan Trump untuk pergi ke gereja, di mana dia berpose dengan sebuah Alkitab di tangannya.
“Tidak ada korelasi” antara kedua peristiwa itu, katanya – meskipun Trump tidak akan bisa berjalan ke gereja dengan aman tanpa pembersihan taman itu dari pengunjuk rasa.
“Saya rasa pantas bagi kami mendampinginya,” tambah Barr. “Saya tidak perlu memandang itu sebagai tindakan politik.”
Puluhan ribu pengunjuk rasa telah turun ke jalan-jalan di seluruh Amerika dalam beberapa hari terakhir untuk menyuarakan kemarahan atas pembunuhan George Floyd, seorang warga Afrika-Amerika, oleh polisi Minnesota.
Barr mengatakan kepada para wartawan bahwa manipulator yang didukung pemerintah asing mengobarkan protes, dan penegak hukum federal telah menangkap 51 orang yang terlibat dalam kekerasan. [lt/jm]