Jaksa Thailand akan melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai apakah mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra melanggar undang-undang pencemaran nama baik kerajaan, kata mereka pada Senin (19/2). Keterangan itu diberikan sehari setelah pembebasan bersyarat miliarder itu dalam kasus korupsi yang disidangkan terpisah.
Mantan pemilik Manchester City ini adalah salah satu tokoh yang paling menimbulkan perpecahan dalam sejarah modern Thailand. Ia dicintai oleh jutaan pemilih di pedesaan karena kebijakan populisnya. Namun, ia ditentang oleh kelompok pendukung keluarga kerajaan dan mereka yang pro-militer.
Pada Minggu, dia dibebaskan bersyarat hanya enam bulan setelah hukuman delapan tahun penjara, atas tuduhan gratifikasi dan korupsi, dimana dia ditangkap pada Agustus lalu setelah kembali secara dramatis ke negara itu pasca 15 tahun mengasingkan diri.
Jaksa Agung Thailand kini “mengizinkan penyelidikan lebih lanjut” terhadap klaim bahwa pria berusia 74 tahun itu, melanggar undang-undang pencemaran nama baik kerajaan, dalam komentar yang dibuatnya di Korea Selatan pada 2015, kata juru bicara kantor kejaksaan pada konferensi pers.
Jaksa telah meminta Thaksin untuk hadir pada April, di mana saat itu, mereka dapat mengumumkan bahwa mereka akan mengadilinya atau meminta lebih banyak waktu untuk melakukan penyelidikan.
Thaksin menghadiri pertemuan di kantor jaksa agung dengan menggunakan kursi roda dan berbicara dengan suara yang nyaris tak terdengar, menurut direktur divisi kejahatan kejaksaan agung, dan uang jaminan telah ditetapkan sebesar 13.900 dolar AS.
Undang-undang lese-majeste di negara itu, bertujuan untuk melindungi raja – seorang tokoh semi-ilahi yang dihormati dalam masyarakat Thailand – dari penghinaan, dan siapa pun yang melanggarnya dapat menghadapi hukuman hingga 15 tahun penjara.
BACA JUGA: Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra akan Dibebaskan MingguThaksin, yang digulingkan sebagai perdana menteri dalam kudeta militer pada 2006, dijatuhi hukuman delapan tahun penjara atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan pada Agustus, lalu setelah dia kembali ke Thailand.
Namun hukuman penjaranya dipotong menjadi satu tahun oleh Raja Maha Vajiralongkorn, dan pada Minggu dia dibebaskan bersyarat lebih awal karena kesehatan dan usia tuanya.
Departemen Pemasyarakatan mengonfirmasi pembebasan bersyaratnya, tetapi rincian pasti mengenai kebebasannya tidak jelas.
Dia mungkin terus diawasi dan dibatasi haknya untuk bepergian. [ns/lt]