Amerika Serikat (AS) menuntaskan penarikan pasukannya dari Afghanistan pada Senin (30/8) malam. Penarikan tersebut mengakhiri perang terlama AS dan menutup satu babak dalam sejarah militer yang mungkin akan dikenang.
Perang tersebut dikenang karena kegagalannya yang kolosal, janji-janji yang tak terpenuhi dan jalan keluar terakhir yang kacau yang menelan korban lebih dari 180 warga Afghanistan dan 13 tentara AS. Sebagian dari tentara AS yang tewas itu berusia hampir sama dengan usia perang tersebut.
Dalam mengumumkan selesainya evakuasi dan upaya perang, Kepala Komando Pusat Amerika Jenderal Frank McKenzie mengatakan pesawat terakhir lepas landas dari bandara Kabul pada pukul 15:29 waktu Washington, atau satu menit sebelum tengah malam waktu Kabul.
Ia mengatakan sejumlah warga AS, mungkin sedikit lebih dari 100, ditinggal tetapi ia yakin mereka masih bisa meninggalkan negara itu.
Beberapa jam sebelum tenggat yang jatuh pada Selasa (31/8), Presiden Joe Biden menutup angkutan udara terakhir, sekaligus mengakhiri perang AS. Pesawat angkut Angkatan Udara membawa kontingen pasukan yang tersisa dari bandara Kabul. Ribuan tentara dalam dua minggu ini melindungi pengangkutan udara yang tergesa dan berisiko bagi puluhan ribu warga Afghanistan, AS, dan lainnya yang hendak keluar dari negara yang kembali diperintah Taliban.
BACA JUGA: Tentara AS Keluar dari Afghanistan, Perang Terlama AS BerakhirBiden mengatakan para komandan militer dengan suara bulat memilih mengakhiri, tidak memperpanjang pengangkutan udara. Biden meminta Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk berkoordinasi dengan mitra internasional dalam memegang janji Taliban agar warga AS dan warga lain yang ingin pergi bisa melakukannya dengan aman pada hari-hari mendatang.
Bandara Kabul telah menjadi pulau yang dikuasai AS, kubu terakhir dalam perang 20 tahun yang merenggut lebih dari 2.400 nyawa orang AS. Jam-jam penutupan evakuasi ditandai dengan drama yang luar biasa. Pasukan AS menghadapi tugas berat untuk mengangkut pengungsi terakhir.
Sementara mereka juga harus mengeluarkan diri dan sebagian peralatan sambil memantau ancaman berulang - dan setidaknya dua serangan yang terjadi - oleh afiliasi kelompok ISIS di Afghanistan. Serangan bom bunuh diri pada 26 Agustus menewaskan 13 tentara AS dan sekitar 169 warga Afghanistan.
Penarikan pasukan AS di Afghanistan seharusnya tidak berakhir seperti ini. Rencana pemerintah AS, setelah menyatakan niat menarik semua pasukan tempur, adalah tetap membuka Kedutaan Besar Amerika di Kabul, dilindungi sekitar 650 tentara, termasuk kontingen yang akan mengamankan bandara bersama negara-negara mitra. AS berencana memberi miliaran lagi kepada pemerintah Afghanistan yang kini tidak berfungsi untuk menopang tentaranya.[ka/ah]