Jepang Hadapi Prakiraan Buruk Wabah Virus Corona

Jepang memperkirakan 850.000 warganya dapat terkena virus corona dan hampir setengahnya meninggal dunia, apabila tidak mematuhi social distancing. (Foto: ilustrasi).

Sebuah prediksi yang diprakarsai dan dirilis pemerintah Jepang, Rabu (15/4), memperkirakan 850.000 orang bisa menderita sakit parah akibat virus corona dan hampir setengahnya meninggal dunia jika social distancing dan langkah-langkah pengamanan lain tidak benar-benar dipatuhi.

Jepang adalah salah satu negara dengan populasi manula tertinggi di dunia. Virus corona sangat berbahaya bagi para manula. Banyak pakar medis menilai, Jepang tidak berbuat cukup banyak, dan bahkan sedikit terlambat, menangani wabah ini.

Keadaan darurat baru diberlakukan secara nasional pada hari Sabtu, setelah sebelumnya hanya diterapkan di Tokyo dan enam prefektur lain. Pemberlakuan kebijakan itu pun tidak wajib, melainkan sukarela. Bisnis-bisnis masih mungkin beroperasi tanpa dikenai denda atau hukuman, dan para pekerja tidak akan diberi kompensasi bila kehilangan sumber pendapatan.

Perusahaan-perusahaan secara perlahan memberlakukan kebijakan kerja dari rumah. Walhasil, banyak pekerja tetap hilir mudik di kawasan-kawasan padat penduduk seperti ibu kota, Tokyo.

BACA JUGA: Hari Pertama Keadaan Darurat, Para Pekerja di Tokyo Resah

Pasien-pasien virus corona di Tokyo kini dilarikan ke rumah-rumah sakit umum dan bahkan hotel-hotel, menyusul peningkatan signifikan kasus positif. Sejumlah pakar medis memperingatkan, sistem layanan kesehatan sudah sangat kewalahan dan kemungkinan bisa ambruk.

Menurut Hiroshi Nishiura, seorang pakar analisa klaster, prakiraan yang dirilis Rabu merupakan yang terburuk. Ia mendesak orang-orang untuk bersama-sama mendukung usaha social distancing. “Kita dapat menghentikan penyebaran jika kita semua mengubah aktivitas kita dan secara signifikan mengurangi interaksi,” katanya.

Jepang memiliki lebih dari 8.800 kasus virus corona yang telah dikukuhkan dan 131 kematian, termasuk sekitar 700 kasus dari kapal pesiar yang di karantina di sebuah pelabuhan dekat Tokyo sebelumnya tahun ini.

Kementerian Kesehatan melaporkan 457 kasus baru di Jepang pada Rabu (15/4). Tokyo memiliki seperempat total kasus di Jepang. [ab/uh]