Apa yang disebut buku-putih itu mengutarakan keprihatinan khusus mengenai deklarasi yang sangat berbahaya China mengenai Zona Identifikasi Pertahanan Udara di sebagian Laut China Timur yang mencakup kepulauan yang juga diklaim oleh Jepang.
Makalah itu, yang diterima hari Selasa oleh Kabinet, mengatakan zona identifikasi atau ADIZ itu adalah usaha China untuk mengubah secara sepihak status quo, memperuncing keadaan, dan kemungkinan menyebabkan akibat yang tidak dimaksudkan.
Sengketa atas deretan pulau yang dikuasai Jepang itu telah mengakibatkan memburuknya hubungan China-Jepang. China dan Jepang secara teratur mengerahkan pesawat terbang dan kapal ke daerah itu, yang menimbulkan kekhawatiran akan bentrokan militer secara tidak disengaja.
Beberapa tetangga lain China menuduh Beijing menggunakan siasat agresif serupa untuk dengan paksa memajukan klaim maritimnya yang disengketakan di Laut China Selatan di dekatnya.
Dalam apa yang dipandang banyak kalangan sebagai jawaban Jepang atas tindakan China itu, Perdana menteri Jepang Shinzo Abe telah berusaha memperluas peran militer negaranya di kawasan itu.
Sebelumnya tahun ini, Kabinet Jepang menyetujui penafsiran kembali undang-undang dasar negara itu yang resmi pacifist untuk mengizinkan militer membela negara-negara asing sekiranya mereka diserang.
Jepang juga telah meningkatkan anggaran pertahanan. Buku-putih tadi mengatakan anggaran pertahanan Jepang bertumbuh 2,2 persen dari tahun sebelumnya menjadi $ 48 milyar untuk tahun keuangan 2014. Ini adalah peningkatan tahun kedua berturut-turut sejak Abe memangku jabatan.