Jepang Setujui Rencana Pertahanan Baru

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam jumpa pers menyusul pertemuan dengan negara-negara anggota ASEAN (14/12) di Tokyo. (AP/Koji Sasahara)

Strategi keamanan nasional dan pedoman pertahanan yang disetujui Kabinet Selasa (17/12) dipandang sebagai tanggapan atas peningkatan kekuatan militer China.
Jepang telah menyetujui rencana pertahanan baru yang menghendaki peningkatan 5 persen belanja militer dan peran yang lebih besar di kawasan Asia bagi pasukan pertahanan dirinya.

Pedoman pertahanan dan strategi keamanan nasional yang disahkan kabinet Jepang pada hari Selasa (17/12), dinilai sebagai bagian dari tanggapan Jepang terhadap kekuatan militer China yang kian berkembang.

Rencana tersebut dibuat atas permohonan Perdana Menteri Shinzo Abe, yang menghendaki perubahan undang-undang dasar Jepang yang anti-perang untuk membantu penanggulangan masalah kawasan itu, termasuk China.

Menurut rencana baru itu, belanja pertahanan akan meningkat 5 persen dari 2014 hingga 2019. Pesawat pengintai tanpa awak, kapal selam, pesawat tempur dan kendaraan amfibi turut di antara peralatan yang akan dibeli, yang jumlah biayanya akan mencapai US$247 milyar.

Peralatan itu adalah bagian dari pergeseran dalam fokus militer dari utara ke barat-daya, di mana Jepang terlibat dalam sengketa tegang dengan China atas kepulauan di Laut China Timur.

Strategi keamanan itu dengan jelas menyebut China, dengan mengemukakan China telah mengambil tindakan berbahaya yang dapat mendatangkan tindakan berjaga-jaga yang di luar dugaan dan mengatakan bahwa China telah menyatakan klaim yang tidak sesuai dengan hukum internasional.