Jerman, Senin (18/11) mengatakan bahwa mereka akan mengirimkan 4.000 drone berpanduan kecerdasan buatan (AI) ke Ukraina, meski sebelumnya menolak permintaan Kyiv untuk sistem rudal jarak jauh Taurus.
Berlin selama ini telah menjadi pemasok bantuan militer terbesar kedua untuk Ukraina dalam perangnya melawan invasi Rusia. Menteri Pertahanan Boris Pistorius mengatakan kepada wartawan dalam sebuah acara di Bavaria bahwa drone yang disediakan "diarahkan dan didukung oleh kecerdasan buatan" dan bisa "menghancurkan pertahanan drone elektronik musuh".
Drone tersebut "bisa dikirim dengan sangat cepat" dan bisa "dikerahkan 30-40 kilometer di belakang garis depan dan menghantam pos tempur, pusat logistik, dan target lainnya," kata Pistorius.
Di beberapa bagian garis depan di Ukraina, jarak seperti itu akan mencapai wilayah Rusia. Berlin telah mengumumkan pada bulan Juni niatnya untuk mengirimkan drone ke Ukraina, tetapi tidak memberikan rincian spesifikasinya.
Meskipun drone itu dijuluki "mini-Taurus" oleh media Jerman, pemerintah berhati-hati untuk menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki jangkauan yang sama.
"Ini adalah drone taktis dengan jangkauan terbatas," kata juru bicara kementerian pertahanan Natalie Jenning kepada wartawan dalam konferensi pers hari Senin.
BACA JUGA: Jerman Sebut Kesalahan Manusia Sebagai Penyebab Peretasan Rusia terkait Pembicaraan Rudal untuk Ukraina"Tidak ada kaitannya dengan sistem Taurus seperti yang digambarkan dalam beberapa liputan media," tambahnya.
Pemerintah saat ini yang dipimpin oleh Kanselir dari Partai Sosial Demokrat, Olaf Scholz, telah menolak untuk memasok sistem Taurus ke Ukraina, khawatir bahwa langkah itu bisa menarik Rusia dan Barat ke dalam konflik secara langsung.
Permintaan berulang Kyiv untuk rudal tersebut, yang memiliki jangkauan lebih dari 500 kilometer, belum membuahkan hasil.
Pemerintah Jerman pada hari Senin menegaskan bahwa posisinya tidak berubah, meski Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada hari Minggu (17/11) mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh AS untuk menyerang target di dalam Rusia.
Penolakan terus-menerus Scholz terjadi meskipun pasukan Rusia telah membuat kemajuan pesat dalam beberapa minggu terakhir, serta keputusan Moskow untuk mengerahkan pasukan Korea Utara untuk membantu upaya perangnya.
Sejumlah anggota pemerintah kanselir sendiri telah bertentangan dengan pendiriannya. Wakil Kanselir dan Menteri Ekonomi Robert Habeck, yang akan memimpin partai Hijau dalam pemilihan umum pada bulan Februari, mengatakan bahwa ia akan mengirim sistem Taurus ke Ukraina jika ia menjadi kanselir.
Partai oposisi utama, Uni Demokrat Kristen (CDU), yang saat ini unggul dalam jajak pendapat, juga mengatakan mereka mendukung pengiriman rudal tersebut ke Kyiv. [th/uh]