Perdagangan, perubahan iklim, dan perang di Ukraina menjadi agenda Selasa (20/6) ketika Kanselir Jerman Olaf Scholz bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang, yang melakukan perjalanan luar negeri pertamanya sejak menjabat.
Pertemuan di Berlin adalah ketujuh kalinya Jerman dan China mengadakan konsultasi pemerintah tingkat tinggi dan terjadi sehari setelah Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Kunjungan Li ini menunjukkan upaya Beijing untuk menjangkau Barat dan memperbaiki hubungan yang dingin.
Li, mantan sekretaris Partai Komunis untuk Shanghai yang menjabat pada Maret sebagai pejabat nomor 2 China, Senin bertemu dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan makan malam dengan Scholz di tempat kediaman kanselir itu sebelum memulai pembicaraan formal.
Jerman ingin mempertahankan hubungan baik dengan China, mitra dagang terbesarnya, meskipun ada kekhawatiran atas meningkatnya agresivitas Beijing dan penolakannya untuk mengkritik invasi Rusia ke Ukraina. Strategi keamanan nasional Jerman yang baru-baru ini diterbitkan menggambarkan China sebagai “mitra, pesaing, dan saingan sistemik.”
Scholz mengatakan ia ingin menghindari ketergantungan yang berlebihan pada perdagangan China dan mendiversifikasi pasokan barang-barang utama Jerman -- sebuah pendekatan yang disebutnya mengurangi resiko (derisking) sementara menolak gagasan melepaskan diri (decoupling) dari China. Posisi tersebut digaungkan negara-negara anggota Kelompok Tujuh (G7), yang sebagian besar sangat bergantung pada perdagangan dengan China.
Namun, Jerman telah mengakui bahwa masalah global utama seperti perubahan iklim hanya dapat diselesaikan bersama dengan China, dan moto resmi pertemuan hari Selasa adalah "Bertindak bersama secara berkelanjutan."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wengbin mengatakan pekan lalu bahwa pilihan Jerman sebagai persinggahan pertama Li "sepenuhnya mencerminkan betapa hubungan China-Jerman." Ia mengatakan China berharap untuk “mengirimkan sinyal positif kepada dunia untuk memperkuat dialog dan kerja sama” dan bergabung untuk mengatasi tantangan “untuk mempromosikan kemakmuran dan pembangunan ekonomi dunia.”
Setelah mengunjungi ekonomi terbesar Uni Eropa, Li melakukan akan perjalanan ke Prancis di mana ia akan menghadiri “KTT untuk Pakta Pembiayaan Global Baru,” yang diadakan atas prakarsa Presiden Prancis Emmanuel Macron. [ab/lt]