Menteri Pertanian Jerman Cem Ozdemir memperingatkan “situasi dramatis” jika lebih banyak kasus terjadi, namun menekankan perlunya transparansi penuh dan berjanji bahwa “Jerman tidak menyembunyikan apa pun”.
Tiga kasus penyakit mulut dan kuku (FMD) terpapar hari Jumat pada kerbau di sebuah peternakan dekat Berlin, insiden pertama yang dilaporkan di Jerman dalam lebih dari 30 tahun dan yang pertama di Uni Eropa sejak 2011.
Inggris pada hari Selasa melarang impor ternak sapi, babi dan kambing dari Jerman, setelah sebelumnya Korea Selatan dan Meksiko menghentikan impor daging babi dari Jerman.
Negara tetangganya, Polandia, juga telah meningkatkan pengawasan terhadap ternak Jerman, meskipun negara anggota UE itu tidak menghentikan impor.
Pihak berwenang Jerman berupaya keras untuk membatasi tersebarnya penyakit ini, dengan membunuh hewan-hewan lain di dekat peternakan yang terjangkit, melakukan pengujian terhadap ternak di sekitar dan membatasi pengiriman dari daerah yang terdampak.
BACA JUGA: Jerman Bergegas Tangani Wabah PMK di Tengah Kekhawatiran EksporOtoritas negara bagian Brandenburg mengatakan hari Rabu, “kini tidak ada bukti kasus lebih lanjut, jadi tidak ada penyebaran FMD”.
Ozdemir mengatakan, para pakar dari Institut Friedrich Loeffler, pusat penelitian penyakit hewan terkemuka di Jerman, “bekerja siang dan malam untuk mencari apakah masih ada kasus lain”.
Mereka juga bekerja keras mencari sumbernya. Ozdemir menjelaskan tentang potensi kerugian pada sektor pertanian jika terjadi lebih banyak kasus.
FMD adalah virus yang sangat menular, namun tidak berbahaya bagi manusia. Virus itu menyerang sapi dan hewan berkuku lainnya, termasuk domba dan babi.
Gejalanya berupa demam dan lecet-lecet di mulut dan dekat kuku. Dalam wabah sebelumnya di Eropa, lebih dari 2.000 hewan dimusnah-kan untuk mengatasi penyakit itu di Inggris setelah sejumlah kasus terjadi pada tahun 2007, menurut pemerintah Inggris. [ps/jm]