Bolton: AS Tak Bisa Tinggalkan Perang di Afghanistan karena Ancaman Taliban

Pilihan terbaru Presiden Trump untuk penasihat keamanan nasional, John Bolton (foto: dok).

Pilihan terbaru Presiden Trump untuk penasihat keamanan nasional, John Bolton, mengatakan Amerika tidak bisa meninggalkan perang di Afghanistan karena ancaman yang lebih besar dari Taliban, kelompok teror ISIS dan al-Qaida.

Bolton, mantan duta besar AS untuk PBB yang dikenal luas karena pandangan garis kerasnya, akan menjadi penasihat keamanan nasional Trump yang baru, setelah pendahulunya, Jenderal HR McMaster, mengundurkan diri menyusul laporan perbedaan yang tidak bisa diperbaiki dengan presiden dan pejabat senior Gedung Putih lainnya.

Duta Besar Bolton mengatakan kepada hadirin di Washington akhir Februari lalu bahwa warga Amerika frustrasi Amerika masih di Afghanistan.

"Kita tidak memulai perang ini, kita tidak menginginkan perang ini. Tapi tidak bisa satu pihak saja mengatakan oke kita sudah bosan. Saya kira sudah berakhir," katanya ketika berbicara di acara Daniel Morgan Graduate of National Security di Washington.

Pandangan Bolton mengenai memastikan Taliban terdegradasi sesuai dengan strategi Afghanistan Presiden Trump yang diumumkan Agustus lalu.

Trump berkomitmen untuk mempertahankan operasi militer AS selama diperlukan dan memberdayakan para komandan lapangan Amerika di Afghanistan untuk membuat keputusan taktis yang dianggap perlu.

Namun, pemerintahan Trump sejak itu menghadapi kecaman mengenai kurangnya strategi politik dan diplomatik untuk mencapai rekonsiliasi di negara yang sarat perpecahan etnis, korupsi pemerintah dan Taliban yang gigih. [my/ds]