Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia dan Australia berkomitmen untuk terus memperkuat kerja sama bilateral yang saling menguntungkan.
Komitmen tersebut disampaikannya usai melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia yang baru Anthony Albanese di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/6).
Jokowi menjelaskan kedua negara akan fokus untuk meningkatkan kerja sama ekonomi. Dalam hal ini, ia meminta PM Albanese untuk dapat memperluas akses ekspor produk Indonesia dengan nilai tambah yang tinggi seperti ekspor otomotif ke negeri kangguru tersebut.
Selain itu, Jokowi juga sangat mengapresiasi penguatan kerja sama di bidang energi dan perubahan iklim dengan pemberian dana hibah dari pemerintah Australia kepada Indonesia.
“Saya menyambut baik inisiatif PM Albanese terkait kemitraan infrastruktur dan ketahanan iklim Republik Indonesia-Australia dengan dana hibah awal sebesar 200 juta dolar Australia. Saya juga menyambut baik komitmen investasi Fortesque Metals Group di bidang hydro power dan geothermal senilai $10 miliar, dan Sun Cable di bidang energi senilai $1,5 miliar,” ujar Jokowi.
Kedua pemimpin negara juga berkomitmen memperkuat kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan Monash University di kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang, Jawa Barat, dan pembangunan rumah sakit beserta klinik.
Isu ancaman krisis pangan juga dibahas dalam pertemuan bilateral ini. Kedua pihak sepakat untuk menjaga keberlanjutan rantai pasokan pangan termasuk gandum, dan meningkatkan kapasitas kerja sama di bidang food processing, dan food innovation. Maka dari itu Jokowi mendorong agar kerja sama di bidang pertanian antar kedua negara bisa segera direalisasikan.
“Saya juga mengharapkan implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) terkait kesempatan WNI untuk bekerja di Australia dapat ditingkatkan, termasuk penambahan kuota working holiday visa menjadi 5.000 peserta per tahun,” tuturnya.
Jokowi dan PM Australia ke-31 tersebut juga saling bertukar pikiran mengenai isu di kawasan dan dunia termasuk konflik Rusia-Ukraina. Mantan wali kota Solo ini menekankan Indonesia tetap berpegang teguh menjaga hubungan yang baik antarnegara. Menurutnya hubungan yang harmonis tersebut dapat berkontribusi bagi perdamaian dan kemakmuran di kawasan. Maka dari itu, prinsip dan hukum internasional harus selalu dipatuhi.
“Strategic competition di kawasan perlu dikelola dengan baik untuk menghindari terjadinya konflik terbuka. Budaya damai dan strategic trust perlu terus diperkuat. Kita juga sepakat untuk memperkuat kemitraan di Pasifik, terutama di bidang iklim, perikanan dan pertanian,” kata Jokowi.
Australia Janji Tanam Investasi di Indonesia
Dalam kesempatan yang sama, PM Albanese mengatakan revitalisasi hubungan dagang dan investasi dengan Indonesia merupakan hal yang penting bagi Australia mengingat Indonesia berpotensi menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar di dunia.
Ia pun berjanji pihaknya akan bekerja sama dengan kalangan pebisnis Australia untuk menjajaki peluang berinvestasi di Indonesia.
“Pemerintahan saya akan bekerja dengan lembaga pendanaan terbesar Australia untuk menjajaki peluang investasi di Indonesia," kata Albanese.
BACA JUGA: Perdana Menteri Australia Mulai Kunjungan ke IndonesiaAlbanese pun tidak sabar ingin segera memulai kemitraan di bidang iklim dan infrastruktur dengan dana hibah awal yang diberikan sebesar 200 juta dolar Australia. Dalam hal ini, pemerintah Australia memiliki target ambisius yakni untuk memiliki akses yang lebih baik terhadap energi bersih yang terjangkau, andal dan aman di seluruh kawasan. Hal ini adalah sebagai bentuk transisi menuju net zero emission.
Selain itu, ia juga memuji rencana Jokowi untuk membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Menurutnya, Nusantara berpotensi menarik minat para investor.
"Nusantara adalah prospek yang luar biasa menarik, sebuah proyek pembangunan bangsa yang menandakan arah tujuan Indonesia," tuturnya.
Albanese pun menyatakan bahwa Australia bisa menawarkan bantuan berupa keahlian teknis dalam proses pembangunan IKN Nusantara yang berlokasi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
"Untuk membantu rencana Anda, membangun kota yang bersih, hijau, dan berteknologi tinggi," kata Albanese.
Diplomasi Gowes Sepeda
Ada yang berbeda dalam rangkaian penyambutan tamu negara kali ini. Usai dilakukan upacara di Istana Kepresidenan Bogor, Jokowi lantas mengajak PM Albanese bersepeda menuju Resto Raassa yang terletak di Kebun Raya Bogor.
"Karena cuacanya bagus dan naik sepeda ini kan ramah lingkungan, saya kira kita harus memulai menyampaikan pesan betapa pentingnya kendaraan-kendaraan yang ramah lingkungan. Kemudian yang ketiga, ini memang rute yang biasa saya pakai untuk olahraga," ungkap Jokowi.
Sementara itu, PM Albanese mengaku bersepeda dengan Jokowi merupakan pengalaman yang luar biasa dan menganggapnya sebagai sebuah kehormatan besar.
Lebih lanjut, PM Albanese menilai bahwa kegiatan bersepeda tersebut juga menunjukkan persahabatan antara Australia dan Indonesia. Bahkan, katanya, Jokowi menawarkan agar sepeda bambu yang dipakainya dibawa pulang ke Australia.
"Presiden telah menawarkan kepada saya untuk membawa sepeda itu kembali ke Australia dan Anda akan melihat saya mengendarai sepeda bambu satu-satunya di Canberra. Namun, itu adalah pengalaman yang luar biasa dan setiap kali saya naik sepeda, saya akan ingat persahabatan dengan Presiden Widodo," tuturnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Presiden Jokowi dan PM Albanese menggunakan sepeda bambu yang dirancang untuk digunakan di jalan raya. Sepeda tersebut merupakan hasil karya Singgih S. Kartono dari Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah.
Usai bersepeda, kedua pemimpin kemudian menggelar pembicaraan tete-a-tete (pribadi) di area taman batu putih Resto Raasaa, Kebun Raya Bogor. Selama 30 menit keduanya terlibat perbincangan hangat sebelum kembali ke Istana Kepresidenan Bogor dengan menggunakan mobil golf untuk melakukan pertemuan bilateral kedua negara. [gi/lt]