BRA Mooryati Soedibyo, pengusaha dan pendiri Mooryati Soedibyo Cinema, bersama sutradara Hanung Bramantyo telah mendapatkan lokasi paling tepat untuk syuting film Sultan Agung, raja Mataram yang memerintah pada 1613-1645.Lokasi tersebut berada di lapangan desa wisata Gamplong di Moyudan, Sleman.
Rangkaian bangunan untuk lokasi syuting film “Sultan Agung: The Untold Love Story” kini dijadikan Studio Alam diatas 2,5 hektar tanah milik desa, dan diserahkan kepada pemerintah, disaksikan Presiden Joko Widodo pada Minggu (15/7).
Presiden Jokowi berharap studio alam tersebut dijadikan obyek wisata baru di dusun Gamplong, sekitar 17 kilometer barat Kota Yogyakarta yang selama ini dikenal sebagai sentra industri tenun tradisional.
“Kita berharap, selanjutnya studio ini bisa dimanfaatkan untuk wisata. Karena memang sekarang ini banyak orang pengin pengalaman. Bukan semata-mata mellihat sesuatu tetapi mencari pengalaman, mencari experience. Nantinya kalau sudah kesini bawa handphone-smartphone..jepret-jepret bisa diunggah di Instagram atau Facebook,” ujar Presiden Jokowi.
BRA Mooryati Soedibyo, yang berusia 90 tahun, mengatakan ia sudah lama ingin mempersembahkan film layar lebar mengenai pahlawan nasional terutama Sultan Agung kepada bangsa Indonesia.
“Setelah usia genap 90 tahun ini, kami ingin merealisasi keinginan kami yang telah lama kepada masyarakat Indonesia dalam bentuk film layar lebar, sejarah Sultan Agung Mataram yang banyak memberikan keteladanan dan keberanian,” kata Mooryati.
Ario Bayu, pemeran Sultan Agung mengatakan, film yang dibintanginya mengetengahkan tokoh bangsa yang menginspirasi generasi muda.
“Bahwa kami ingin mengingatkan kembali tokoh-tokoh sejarah Indonesia yang memiliki karakter kuat, kepemimpinan kuat, yang juga memiliki paham atas budayanya, juga paham atas nilai-nilai, atas pandangan arah hidupnya. Menurut saya ini adalah nilai-nilai penting yang perlu diserap oleh generasi yang lebih muda,” kata Bayu.
Sutradara Hanung Bramantyo, yang berasal dari Yogyakarta, ingin agar studio alam tersebut bisa dikembangkan menjadi pusat budaya sekaligus pusatpembelajaran film bagi warga.
“Ini akan dipakai syuting film-film yang lain, juga akan jadi pusat kebudayaan. Jadi orang-orang bisa belajar tari disini, juga akan ada konser musik disini, intinya ini semua kami kembalikan kepada masyarakat desa disini. Ini pembangunan di sini, kami melibatkan semua warga desa, kami tidak mengambil vendor dari luar tetapi kami mencari dulu dari sini dari desa ini. Mereka seperti membangun desanya sendiri,” papar Hanung.
Heri Bagor, pengelola Studio Alam yang dibangun Oktober 2017 itu mengatakan, selama ini pengunjung tidak dipungut biaya. Sayangnya, banyak orang penasaran dengan beberapa benteng yang semi permanen dan melakukan tindakan yang merusak.
“Aduh, kalau untuk perawatan yang paling berat itu benteng Batavia dan Benteng yang ini karena orang pada datang itu nggumun (kagum), kaget, dikiranya beneran. Nah, ketika itu pada di tok tok tok...akhirnya retak. Sudah kami kasih tulisan jangan dipukul, eh, malah mereka penasaran...sehingga hampir setiap minggu kami pasti mendapatkan titik yang retak,” keluh Heri.
Bangunan utama di studio alam terdiri Pendopo Kedaton Mataram, Songgo Mataram, Benteng VOC, Jembatan Ungkit, kampung Mataram dan Kampung Pecinan.
Galih Adikarsa Wusarda, pemuda Gamplong menyayangkan studio alam telah menggusur lapangan sepak bola yang juga penting bagi para pemuda.
“Pemerintah desa maupun warga setempat sangat mendukung, hanya saja disini tu dulu lapangan sepak bola, dan kami berharap pembangunan lapangan yang baru segera teralisasi. Ini agar kami bisa bermain bola kembali, lapangan bola juga sangat penting karena sudah menjadi budaya bagi kami untuk olahraga setiap sore,” kata Galih.
Diantara pengunjung Studio Alam, Fadilah Mustofa Amin mengaku berbagai bangunan yang ada menarik untuk swafoto.
“Dari bentuk-bentuknya mirip benteng Belanda sama rumah-rumah jaman dulu itu menarik sekali bagi kaum muda berfoto. Kalau pas ada syuting, kami bisa foto-foto sama artis-artis,” kata Fadilah.
Penayangan film “Sultan Agung : The Untold Love Story” dijadwalkan pada 23 Agustus 2018 di bioskop- bioskop di Indonesia.
Your browser doesn’t support HTML5