Berawal dari hobi gambar dan gemar membuat cerita, kini nama Jony Chandra sudah sering terlihat di credit title atau bagian akhir film-film Hollywood. Dalam sepuluh tahun belakangan ini, ia bekerja sebagai seorang story artist untuk perusahaan animasi Blue Sky Studios di kota Greenwich, Connecticut yang tak jauh dari kota New York. Setelah sebelumnya terlibat dalam penggarapan film animasi 'Epic,' belum lama ini Jony diberi tanggung jawab untuk ikut menggarap film 'the Peanuts Movie."'
"Saya itu tugasnya menterjemahkan dari skrip ke visual," papar Jony Chandra saat dihubungi oleh VOA beberapa waktu lalu. "Jadi kita terima skrip, terus kita baca dan nanti kita gambar, gimana mau shoot-nya," lanjutnya.
Berbeda dengan animator yang bertanggung jawab atas gambar dalam film yang biasanya berlangsung kurang dari 30 detik, seorang story artist memiliki tanggung jawab untuk menggarap adegan-adegan dalam film yang berdurasi sekitar dua hingga lima menit.
Untuk penggarapan film yang menampilkan karakter-karakter legendaris seperti Snoopy dan Charlie Brown karya mendiang kartunis Charles Schulz ini, Jony bekerja sama dengan sekitar 15 story artist lainnya.
Tantangannya adalah untuk bisa menghidupkan kembali karakter-karakter ‘Peanuts’ yang sudah dikenal sejak tahun 1950 ini dan membuat mereka bisa diterima oleh generasi yang baru.
"Jadi kita harus bisa pakai karakter itu buat cerita yang agak baru, tapi enggak berubah karakternya,” kata lulusan Academy of Art University jurusan komputer animasi dan ilustrasi di San Francisco, California ini.
Jony memakan waktu sekitar dua tahun untuk menggarap film yang berhasil meraih nominasi Golden Globe 2016 untuk kategori film animasi terbaik ini. Untuk bisa mendalami perannya sebagai story artist, Jony kemudian ‘kembali’ ke masa lalu.
"Saya suka Snoopy, tetapi karakter yang lainnya enggak begitu tahu. Jadi pas kita dikasih tau harus bikin, saya langsung riset, baca comic strip-nya dari beberapa puluh tahun yang lalu," tambah pria kelahiran Palembang yang sudah menetap selama 20 tahun di AS ini.
Beberapa adegan yang ikut digarap oleh Jony adalah ketika Charlie Brown tengah memilih teman untuk membuat tugas bersama dan ketika ia diberi penghargaan oleh teman-temannya.
Selain 'Epic' dan 'the Peanuts Movie,' Jony juga pernah terlibat dalam penggarapan film-film Hollywood lainnya, seperti 'Horton hears a Who,' 'Ice Age: Continental drift,' 'Ice Age: Dawn of the Dinosaurs,' 'Ice Age: the Meltdown,' 'Rio,' dan 'Rio 2.'
"Beruntung bisa dapat pekerjaan kayak begini," kata Jony sambil tertawa.
Awalnya pria yang sebelumnya bercita-cita untuk menjadi animator ini tidak pernah berencana untuk menjadi seorang story artist. Di tengah jalan, ia merasa dirinya tidak punya cukup kesabaran untuk membuat animasi dan lebih suka membuat cerita.
"Saya ambil kelas storyboard artist yang diajar sama guru saya Robert Gibbs dari Pixar, saya jadi suka. Saya suka menghibur orang, bikin cerita, boleh yang lucu, sedih, seru, dan saya suka gambar dan enggak mau gambar kelamaan. Jadi saya pikir saya cocok buat story," jelas alumni SMA Budi Mulia di Jakarta ini.
Menurut Jony, untuk bisa mengikuti jejak karirnya harus suka dan bisa menggambar banyak hal.
“Karena (sebagai) story artist kita harus mampu membuat gambar yang enggak ada di depan kita. Semuaya dari pikiran, dari khayalan. Membaca dari skrip terus dikhayal. Terus nonton banyak film karena harus tahu bagaimana cara menerjemahkan dari skrip ke visual. Jadi harus tahu bahasa film," lanjut pria yang hobi panjat tebing, menonton film, dan main video game ini.
Saat ini Jony sedang sibuk menggarap film Ice Age 5: Collision Course yang rencananya akan tayang bulan Juli 2016. Kalau begitu kita tunggu hasil karya Jony Chandra selanjutnya di dunia perfilman internasional.