Ibu Kota China, Beijing, mulai menguji jutaan warganya dan menutup kawasan-kawasan perumahan dan bisnis, Senin (25/4), di tengah wabah baru COVID-19.
Sementara hanya lebih dari 40 kasus telah ditemukan di kota berpenduduk lebih dari 21 juta itu sejak wabah muncul Jumat, pihak berwenang telah menerapkan langkah-langkah ekstrem untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
Semua warga tinggal di rumah dan menimbun makanan sebagai perlindungan terhadap kemungkinan bahwa mereka dapat terkurung di rumah mereka, seperti yang terjadi di beberapa kota lain, termasuk pusat keuangan Shanghai.
BACA JUGA: China Kecam “Tuduhan” AS Soal Perebakan COVID-19 di ShanghaiWarga dan pendatang ke distrik pusat Chaoyang, tempat 10 siswa sekolah menengah dinyatakan positif COVID-19 selama akhir pekan, serta distrik-distrik tetangganya diminta untuk melakukan tes virus corona pada hari Senin (25/4).
Beberapa warga di distrik Chaoyang yang lebih dekat dengan sekolah diminta untuk tetap di rumah sampai hasil tes virus corona mereka keluar.
Anyang, sebuah kota di China tengah, dan Dandong, yang berbatasan dengan Korea Utara, juga memberlakukan lockdown karena varian omicron yang menyebar luas.
Perbatasan-perbatasan China sebagian besar tetap tertutup karena respons pemerintah yang keras terhadap wabah COVID-19. Dampak pandemi terhadap ekonomi mulai dirasakan banyak kota di Tiongkok. [ab/uh]