Jumlah Korban Tewas di Irak Bertambah Setelah Serangan terhadap Protes Anti-Pemerintah

Polisi anti huru hara menembakkan gas air mata saat memblokir Rasheed Street saat bentrokan dengan demonstran anti-pemerintah di Baghdad, Irak, 22 November 2019. (Foto: AP)

Jumlah korban tewas setelah sekelompok pria bersenjata menyerang para demonstran anti-pemerintah di Baghdad tengah, naik menjadi sedikitnya 24 orang, Sabtu (7/12), kata para pejabat.

Polisi dan sumber-sumber medis di ibu kota Irak mengatakan, serangan yang dimulai Jumat malam (6/12) mengakibatkan lebih dari 127 lainnya cedera akibat tembakan dan penikaman. Tiga polisi juga termasuk diantara korban tewas tersebut.

BACA JUGA: 9 Demonstran Tewas di Baghdad, AS Jatuhkan Sanksi Baru

Serangan itu termasuk salah satu yang paling mematikan di Baghdad sejak ribuan warga Irak melakukan unjuk rasa di jalan-jalan mulai 1 Oktober. Para demonstran menuntut reformasi politik besar-besaran dan dihentikannya pengaruh Iran dalam urusan Irak.

Perwakilan Khusus Sekjen PBB untuk Irak, Jeanine Hennis-Plasschaert, dalam pernyataan yang dirilis Sabtu (7/12) mengutuk "sekeras-kerasnya penembakan terhadap para demonstran tak bersenjata di Baghdad tengah Jumat malam (6/12)." Ia menyebutnya sebagai "kekejaman terhadap rakyat Irak. Para pelakunya harus diidentifikasi dan diadili segera."

Insiden itu terjadi seminggu setelah Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi mengatakan akan mengundurkan diri setelah protes-protes anti pemerintah berlangsung selama dua bulan. [vm/ah]