Jumlah perempuan yang bekerja di belakang kamera dalam film-film Hollywood berpenghasilan besar tidak banyak berubah dalam dekade terakhir meski ada sedikit kenaikan tahun lalu, menurut sebuah studi tahunan yang dirilis Selasa (13/1).
Studi dari Pusat Studi Perempuan dalam Televisi dan Film di San Diego State University menunjukkan bahwa 7 persen dari 250 film teratas di box office Amerika pada 2014 disutradarai oleh perempuan, naik 1 persen dari 2013.
Jumlah total film yang disutradarai oleh perempuan pada 2014 turun menjadi 7 persen dari 9 persen sejak studi itu dimulai pada 1998.
Sebanyak 17 persen dari tokoh-tokoh kunci di belakang kamera -- termasuk sutradara, penulis, produser, produser eksekutif, editor dan sinematografer -- adalah perempuan tahun lalu, menurut studi tersebut, juga naik 1 persen dari 2013 namun tidak berubah dari 1998.
"Ini jelas merupakan masalah luas dalma industri yang memerlukan solusi luas dari industri," ujar peneliti Martha Lauzen. "Sebagai industri, film belum mengatasi masalah kronis kurangnya pekerja perempuan di belakang layar."
Studi tersebut muncul di tengah mulainya musim penghargaan di Hollywood dengan Golden Globe Awards pada Minggu dan pengumuman nominasi-nominasi Academy Awards pada Kamis.
Film drama sejarah "Selma" dari Ava DuVernay adalah satu-satunya film favorit Oscar tahun ini yang disutradarai oleh perempuan, sementara biopik Perang Dunia II yang disutradarai Angelina Jolie, "Unbroken" adalah satu-satunya film yang dibuat perempuan yang mencapai daftar 100 film box office pada 2014.
Hanya satu perempuan, yakni Kathryn Bigelow pada 2010 untuk "The Hurt Locker," yang telah memenangkan sutradara terbaik dalam 86 tahun sejarah Oscar.
Studi itu menemukan bahwa hanya ada 23 persen perempuan sebagai produser dan 19 persen sebagai produser eksekutif.