Junta baru yang berkuasa di Chad pada Minggu (25/4) mengatakan tidak akan berunding dengan pemberontak di sebelah utara Sahel, dan meminta bantuan dari negara tetangga, Niger, untuk menangkap pemimpin mereka.
"Bukan waktunya untuk mediasi, ataupun negosiasi dengan pelanggar hukum," kata Azem Bermandoa Agouna, juru bicara dewan militer yang mengambil alih kekuasaan pekan lalu, menyusul kematian pemimpin veteran Idriss Deby Itno, seperti dilaporkan AFP.
Pada Sabtu (24/4), para pemberontak Front bagi Perubahan dan Kerukunan di Chad (FACT) mengatakan mereka siap untuk melakukan gencatan senjata, tapi seorang juru bicara junta mengatakan kedua pihak sedang berperang.
"Mereka pemberontak, karena itu kami mengebom mereka. Kami berperang, itu saja," kata Agouna.
Menurut militer, Deby dilaporkan tewas dalam pertempuran awal pekan lalu setelah pertempuran dimana ratusan pemberontak FACT tewas.
Pada Minggu (25/4), junta mengklaim bahwa pemimpin FACT Mahamat Mahadi Ali telah kabur ke Niger. Junta meminta bantuan dari negara tetangganya itu untuk melacaknya. [vm/pp]