Jurnalis Al-Jazeera Bisa Dibebaskan Setelah Lepaskan Kewarganegaraan Mesir

Tiga wartawan Al-Jazeera yang ditahan di Kairo, Mesir, dari kiri: Baher Mohamed, Mohammed Fahmy, dan Peter Greste (Foto: dok). Peter Greste telah dideportawsi ke Australia, sementara Fahmy, masih menunggu proses pembebasannya, setelah melepas kewarganegaraan Mesir.

Wartawan Al-Jazeera Mohamed Fahmy, telah menghabiskan lebih dari 400 hari dalam tahanan setelah ditangkap bulan Desember 2013 lalu bersama dua rekannya dengan tuduhan membantu Ikhwanul Muslimin yang terlarang.

Wartawan Al-Jazeera Mohamed Fahmy bisa segera dibebaskan dari penjara Mesir setelah melepaskan kewarganegaraan Mesir.

Langkah itu membuka jalan bagi Mesir untuk mendeportasi Fahmy, yang telah menghabiskan lebih dari 400 hari dalam tahanan setelah ditangkap bulan Desember 2013 lalu bersama dua rekannya dengan tuduhan membantu Ikhwanul Muslimin yang terlarang. Fahmy berkewarganegaraan ganda, yakni Mesir dan Kanada.

Hari Senin, Menteri Luar Negeri Kanada John Baird mengatakan pembebasan Fahmy telah “dekat.” Perkembangan itu terjadi setelah pihak berwenang Mesir mendeportasi wartawan Al-Jazeera, Peter Greste, ke negara asalnya Australia.

Orang ketiga, warga Mesir Mohammed Baher, tetap mendekam di penjara untuk menjalani hukuman 10 tahun penjara – tiga tahun lebih lama dari vonis yang dijatuhkan terhadap Fahmy dan Greste. Penangkapan dan penahanan ketiga wartawan itu mengundang kecaman dari kelompok-kelompok hak asasi dan pemerintah di luar Mesir.

Al-Jazeera menegaskan karyawannya melakukan tugas melaporkan berita, dan mengatakan setelah pembebasan Greste bahwa ketiganya harus dibebaskan.

Pengadilan Kasasi Mesir memutuskan bulan lalu bahwa ketiga wartawan itu akan menjalani pengadilan ulang, tetapi pengadilan itu tidak menetapkan tanggal tertentu.