Juru Bicara PM Israel Minta Maaf telah Menghina Obama, Kerry

Presiden AS Barack Obama (kanan) saat menerima PM Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, 1 Oktober 2014 (foto: dok).

Permintaan maaf Ran Baratz, juru bicara PM Netanyahu, dikemukakan beberapa hari sebelum pertemuan PM Benjamin Netanyahu dengan Presiden Barack Obama di Gedung Putih.

Juru bicara PM Israel yang baru, Ran Baratz, telah meminta maaf atas komentar terakhirnya di Facebook, di mana ia menyebut Presiden AS Barack Obama sebagai "anti-Semit" (anti Yahudi) dan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry "kekanak-kanakan".

Permintaan maaf Ran Baratz dikemukakan hanya beberapa hari sebelum pertemuan PM Benjamin Netanyahu dengan Presiden Barack Obama di Gedung Putih.

Baratz mengatakan komentarnya yang diposting di Facebook tersebut, "ditulis tanpa berpikir dan kadang-kadang sebagai lelucon, dalam bahasa yang sesuai untuk media jejaring sosial dan untuk kalangan tertentu (pribadi)."

Netanyahu menulis dalam akun Twitternya bahwa komentar Baratz itu "benar-benar tidak dapat diterima dan tidak mencerminkan posisi saya atau kebijakan Israel."

Juru bicara Gedung Putih John Earnest mengatakan bahwa permintaan maaf Baratz sudah sepantasnya, tapi ia tidak mau mengatakan apakah Gedung Putih merasa bahwa Netanyahu sebaiknya mengganti juru bicara tersebut.

"Saya tidak berharap kehadiran orang ini (Ran Baratz) dalam sorotan media internasional di sini (Gedung Putih) akan berdampak pada kemampuan Perdana Menteri Netanyahu dan Presiden Obama untuk bekerja secara efektif untuk memajukan kepentingan kedua negara."

Hanya beberapa jam setelah Netanyahu menunjuk Ran Baratz sebagai juru bicaranya hari Rabu (4/11), posting lamanya di Facebook muncul kembali di mana Baratz menyebut tentangan Obama terhadap pidato Netanyahu di Kongres AS bulan Maret lalu adalah contoh "anti-Semitisme modern di negara-negara Barat yang berhaluan liberal."

Baratz juga mengejek Menlu AS John Kerry memiliki "mental" seperti seorang anak berusia 12 tahun.

Komentar Baratz tidak terbatas hanya pada para pemimpin AS. Dia juga menyebut Presiden Israel Reuven Rivlin sebagai sangat marjinal (pinggiran), bahwa jika Rivlin dikirim ke dataran tinggi Golan di wilayah Suriah, maka militan Negara Islam (ISIS) akan memulangkannya.

Baratz adalah sosok konservatif yang tinggal di sebuah permukiman Yahudi di Tepi Barat. Kabinet Israel masih harus menyetujui pengangkatannya sebagai juru bicara. Dia tidak akan mendampingi PM Netanyahu dalam lawatannya ke Washington. [pp]