Pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar kembali keliling Indonesia sejak pekan lalu. Setelah berkampanye di Madura, pada hari Rabu (31/1) Anies terbang ke Deli Serdang, dilanjutkan ke Padang Sidempuan pada hari Kamis (1/2) di mana ia dielu-elukan ribuan orang.
Anies mengikuti debat terakhir bersama dua capres lainnya, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, Minggu (4/2) dan kemudian terbang ke Kotamobagu, Sulawesi Utara, Senin (5/2), dan sehari kemudian ke Sintang dan Samarinda, Kalimantan Timur. Sementara Cak Imin berkampanye di Banten, Jember, Sragen, Sukoharjo, Yogyakarta, lanjut ke Bandung.
Pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming mengawali bulan Februari dengan berkampanye di Malang, Jawa Timur, dilanjutkan ke Makassar, Sulawesi Selatan pada hari Jumat (2/2).
Prabowo kembali ke Jakarta untuk mengikuti debat terakhir, dan sehari kemudian terbang ke kampung halaman ibundanya di Langowan, Manado, Sulawesi Utara, di mana ia menyanyikan lagu kesayangannya “Sio Mama.”
Hari Selasa (6/2) Prabowo kembali ke Jakarta untuk merayakan HUT Partai Gerindra secara sederhana di kediaman pribadinya di Jl. Kertanegara, Jakarta; dan kemudian terbang ke Sumatera Utara di mana menjanjikan makan siang gratis untuk seluruh anak sekolah.
Pasangan Anies-Cak Imin dan Prabowo-Gibran akan melangsungkan kampanye akbar terakhir di hari yang sama, yaitu Sabtu (10/2), sehari sebelum dimulainya minggu tenang. Namun Anies akan menggunakan Jakarta International Stadium (JIS), sementara Prabowo menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Di stadion itu, Sabtu lalu (3/2), pasangan capres-cawapres nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud MD menggelar kampanye akbar dan “Konser Salam Metal” di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, yang dihadiri oleh seluruh ketua partai politik pendukungnya, termasuk mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Stadion berkapasitas 78 ribu tempat duduk itu penuh sesak dengan para pendukung pasangan nomor urut dua ini.
Sehari kemudian Ganjar mengikuti debat terakhir bersama dua capres lainnya, sementara cawapres Mahfud MD memimpin kampanye di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Tanpa buang waktu, Senin (5/2), Ganjar sowan ke Pondok Pesantren Zawiyah Tarekat Al Tijaniyah, di Garut, Jawa Barat, sementara Mahfud melangsungkan dialog terbuka “Tabrak Prof” di Sleman, Yogyakarta.
Selasa pagi (6/2), Ganjar terbang ke “Hajatan Rakyat Kalimantan Timur” di Kota Balikpapan dan malam harinya kembali berdialog di Sleman, Yogyakarta, sementara Mahfud ke Pondok Pesantren Darussalam Tegal Rejo di Bengkulu Utara.
Andika Perkasa: “Kami On the Right Track”
Diwawancarai VOA, masing-masing tim pemenang merasa yakin akan meraih suara terbesar saat pemungutan suara 14 Februari mendatang.
“Alhamdulillah Mas Ganjar bisa menjadi seperti sekarang ini karena investasinya sendiri, bagaimana memperlakukan warga masyarakat sama seperti saat memimpin Jawa Tengah,” ujar Andika Perkasa, salah seorang jendral yang sejak awal mendukung Ganjar.
"Hingga sekarang ini, kami tetap optimis bahwa kami on the right track, mungkin kita bukan capres/cawapres yang punya kekuatan finansial, tapi bukan berarti kita tidak bisa menang,” imbuhnya.
Saraswati: “Kita Selalu Ingatkan untuk Tidak Jumawa, Tidak Lengah”
Keyakinan untuk memenangkan pertarungan sengit ini juga disampaikan Saraswati Djojohadikusumo, keponakan Prabowo yang juga menjadi juru bicara tim pemenangan.
“Alhamdulillah, Puji Tuhan, survei menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran di angka 46,8 persen dan ini berkat kerja keras semua pihak kader, simpatisan, relawan dan masyarakat yang menempatkan keyakinan penuh untuk mendukung Prabowo-Gibran memimpin Indonesia ke depan. Kita selalu ingatkan untuk tidak jumawa, tidak lengah," jelasnya.
"Kalau bicara strategi, intinya itu. Gak mungkin kita bicara soal strategi, itu rahasia dapur kita. Tapi untuk ke depannya, penting untuk mengingatkan semua untuk berdialog langsung dengan masyarakat, bertemu langsung, turun ke lapangan, menyerap aspirasi mereka. Karena pada 14 Februari nanti masyarakat akan mengingat siapa yang berdialog dengan mereka,” lanjut Saraswati.
Tom Lembong: “Kami Sangat Percaya pada Engagement dibanding Seremonial”
Berbeda dengan tim pemenangan Ganjar atau Prabowo yang kerap melakukan kampanye masif, tim Anies-Cak Imin lebih memilih format dialog saat berkampanye.
“Yang kami sangat percaya adalah engagement, bersilaturahmi yang lebih dari sekedar seremonial, tapi benar-benar dialog. Kami punya forum 'Desak Anies', 'Slepet Imin', dan 'Locker Room Timnas'. Ini luar biasa sekali. Bahkan ada pendukung paslon sebelah yang juga ikut hadir, mendesak dan mempertanyakan, menagih janji-janji kami, apakah sesuai fakta dan realitas,” ujar Tom Lembong dalam wawancara khusus VOA di Washington D.C.
Beragam Cara Raih Suara Pemilih Pemula
Ketiga capres-cawapres ini menarget anak muda, terutama pemilih pemula, yang menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) jumlahnya mencapai 56 persen.
TPN AMIN: Lapangan Kerja Jadi Keprihatinan Utama Anak Muda
Tom Lembong mengatakan timnya sangat percaya bahwa “generasi milenial dan Z adalah yang paling terdidik dalam sejarah negara kita, dan sejak usia muda sudah dapat mengkofirmasi seluruh informasi dari semua penjuru dunia, lewat YouTube, sosmed, Netflix dan lain lain. Jadi mereka sudah bertahun-tahun menyerap berbagai informasi kekinian, termasuk mengenai ekonomi, lingkungan hidup, isu sosial."
"Saya kira isu utama bagi pemilih muda saat ini adalah lapangan pekerjaan, dan sulitnya mencari pekerjaan yang membanggakan dengan penghasilan dan jadwal kerja yang stabil," jelasnya.
TPN Prabowo Sebut Sosok Gibran
Tim pemenangan Prabowo-Gibran menjaring suara pemilih pemula dengan membentuk beberapa tim yang fokus pada isu yang menjadi perhatian anak muda, seperti isu lapangan pekerjaan, lingkungan hidup dan perempuan.
Saraswati Djojohadikusumo menyebut sosok Gibran Rakabuming Raka yang diusung sebagai cawapres sebagai faktor yang ikut menentukan.
“Kampanye bukan hanya persoalan kampanye akbar, tetapi pelibatan anak muda. Ini ditunjukkan dengan keberadaan Gibran sebagai anak muda yang tidak saja ada di lingkaran elit tapi di lingkaran tertinggi sebagai cawapres. Ia merepresentasikan anak-anak muda dan kita merasa terwakili di situ. Jangan lupa, dengan 56 persen pemilih muda maka andil terbesar untuk menentukan bangsa ini untuk Inodnesia Maju dan Indonesia Emas tahun 2045 ada di tangan anak-anak muda. Kami ingatkan agar ambyar boleh, golput jangan!,” jelasnya.
Andika: Tampil Apa Adanya, Tak Perlu Akting Seakan-akan Muda
Andika Perkasa menilai upaya meraih suara anak muda, terutama pemilih pemula, tidak bisa dilakukan secara instan dan artifisial.
“Jika Anda lihat ada pasangan capres lain berusaha untuk menampilkan dirinya yang diinginkan Gen-Z. Akting seakan-akan muda. Ganjar Pranowo tidak. Ia tidak pernah mengubah dirinya, atau melakukan sesuatu hanya untuk merebut simpati kalangan muda. Dia tidak pernah begitu. Menurut saya kalangan muda dapat melihat betapa bagusnya menjadi diri sendiri," sebutnya.
"Ada survei di kalangan Gen Z beberapa bulan lalu, yang salah satunya adalah mereka mengutamakan nilai-nilai kejujuran, mereka tidak suka melihat kepura-puraan, korupsi. Jadi untuk menarik hati kalangan anak muda, bukan hanya dengan bertindak seperti anak muda, tetapi juga kejujuran. Sejak awal Ganjar menjadi dirinya sendiri dan semoga itu yang dilihat kalangan muda,” lanjutnya.
TPN AMIN Hindari Kebijakan Luar Negeri Transaksional
Secara khusus VOA mengklarifikasi beberapa isu yang disampaikan capres-cawapres masing-masing tim dalam debat terbuka sebelumnya. Untuk tim AMIN, pernyataan Anies Baswedan soal “tidak akan melanjutkan kebijakan luar negeri yang transaksional” menarik perhatian banyak kalangan.
Tom Lembong, selaku Co-Captain Timnas AMIN, mengatakan ia tahu persis orientasi yang sangat transaksional, yang disampaikan Anies karena pernah menjadi menteri perdagangan dan menteri investasi di kabinet itu. Semua hubungan luar negeri ditujukan hanya untuk dua yaitu investasi dan ekspor.
"Tidak ada semangat untuk hal-hal lain yang menjadi keprihatinan atau ancaman bersama, misalnya krisis iklim, virus atau kuman baru yang berpotensi memicu pandemik baru, bagaimana mengatasi penyakit kronis (diabetes, jantung, darah tinggi) atau obesitas yang paling cepat naik di negara berkembang. Untuk solusi seperti ini harusnya kolaborasi antar negara, tetapi seluruh orientasi hubungan luar negeri kita fokus pada investasi dan ekspor," komentarnya.
"Pemerintah berulangkali bilang 'kuncinya di investasi!'. Nah saya mau tanya, setelah selama sepuluh tahun obsesi pada investasi, kenapa pertumbuhan ekonomi kita tidak naik-naik, tetap di 4-5 persen. Seharusnya jika memang kita gencar dengan investasi maka pertumbuhan ekonomi kita sudah tujuh persen. Jika sebuah strategi tidak berhasil, masa’ diteruskan. Kita perlu evaluasi dan perubahan,” ujarnya.
TPN Ganjar-Mahfud Ingin Tingkatkan Investasi dari AS
Ditanya adakah harapan khusus pada Amerika jika kelak memenangkan pemilu, Andika Perkasa mengatakan timnya berharap dapat meningkatkan investasi dari Amerika sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
“Amerika jelas punya banyak kontribusi karena kemampuan Amerika berinvestasi adalah yang terbesar di dunia. Kemampuan investasi Amerika ke luar 33 persen, tetapi yang masuk ke Indonesia masih sedikit sekali. Yang lain ke mana? Bandingkan dengan China yang kemampuan investasi ke luar hanya 8,5 persen atau berarti sangat jauh dengan AS, tetapi yang masuk ke Indonesia lebih banyak," jelas Andika.
"Kemampuan Amerika lebih dari tiga kali lipat persen, tetapi kenapa yang masuk Indonesia sedikit sekali. Mungkin karena iklim investasi kita belum bagus, masih banyak korupsi, kepastian hukum kita berubah-ubah. Jika ini semua diperbaiki, saya yakin investasi Amerika berlipat ganda dan dapat dimanfaatkan untuk membuka lapangan pekerjaan di negara kita,” ujarnya dengan mata berbinar.
TPN Prabowo-Gibran: “Seribu Kawan Terlalu Sedikit, Satu Lawan Terlalu Banyak”
Sementara Saraswati Djojohadikusumo kembali menekankan pernyataan Prabowo yang kerap disampaikan sebelumnya, soal seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak.
“Prabowo sangat paham tantangan yang akan dihadapi dari segi geopolitik dunia, salah satunya adalah rivalitas AS-China. Untuk itu penting bagi Indonesia untuk memperkuat dirinya sendiri dari pertahanan, swasembaga pangan, juga ekonominya. Ekonomi hijau, ekonomi biru, ekonomi syariah, ekonomi digital dan lain lain. Jika kita bisa memastikan bahwa masyarakat kita memiliki lumbung pangan yang sangat kuat sehingga tidak bersandar pada impor yang pasti akan terdampak konflik yang terjadi," sebutnya.
"Kita lihat konflik di Eropa dan Timu Tengah yang berdampak pada persoalan sembako kita. Pak Prabowo selalu menegaskan bahwa sikap Indonesia jika kelak ia terpilih sebagai presiden akan menegaskan bersahabat dengan semua negara yang membuka pintu kerjasama dengan Indonesia, dan terbuka untuk menjalin hubungan baik dengan Amerika. Ini sudah tercermin dengan pertemuan antara Prabowo dan Menhan Llyod Austin sebelumnya,” lanjut Saraswati.
Pemilu Terbesar di Dunia
Lebih dari 50 negara menyelenggarakan pemilihan umum pada tahun 2024 ini, tetapi pemilu di Indonesia disebut-sebut sebagai yang terbesar. Tidak saja karena banyaknya jumlah pemilih tetapi juga luasnya cakupan pemilu dalam satu hari, yaitu untuk memilih presiden dan anggota badan legislatif.
Berdasarkan laporan KPU, jumlah pemilih yang terdaftar dalam DPT KPU untuk Pemilu 2024 adalah 204.807.222 pemilih. Ini mencakup:
Pemilih di dalam negeri 203.056.748 pemilih.
Pemilih di luar negeri 1.750.474 pemilih.
Pemilih di dalam negeri tersebar di 514 kabupaten/kota, 7.277 kecamatan, 83.731 desa/kelurahan, 820.161 TPS (tempat pemungutan suara). Pemilih ini mencakup 101.467.243 pemilih laki-laki dan 101.589.505 pemilih perempuan.
Provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak adalah:
Jawa Barat 35.714.901 pemilih.
Jawa Timur 31.402.838 pemilih.
Jawa Tengah 28.289.413 pemilih.
Provinsi dengan jumlah pemilih paling sedikit adalah:
Papua Selatan 367.269 pemilih.
Papua Barat 385.465 pemilih.
Papua Barat Daya 440.826 pemilih.
Your browser doesn’t support HTML5
Khusus pemilih di luar negeri yang mencapai 1.750.474 pemilih, tersebar di 128 negara perwakilan. Jumlah PPLN, KSK dan Pos yang diaktifkan mencapai 3.059. Pemungutan suara di luar negeri sudah dimulai sejak hari Senin (5/2) di Hanoi dan Ho Chi Minh City di Vietnam.
Hari Sabtu (10/1) dan Minggu (11/1) adalah hari di mana paling banyak negara perwakilan melangsungkan pemungutan suara. Namun seluruh suara baru akan dihitung mulai hari Rabu (14/2) untuk kertas suara yang langsung dicoblos di TPS, dan hari Kamis (15/4) untuk kertas suara lewat pos. [em/ns]